Mohon tunggu...
rizkarahmawati
rizkarahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa aktif UIN Raden Mas Said Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Financial

Analisis Biaya Volume Laba: Strategi Meningkatkan Profitabitas UKM

11 Desember 2024   08:00 Diperbarui: 10 Desember 2024   23:09 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) harus terus beradaptasi untuk meningkatkan profit yang ingin didapatkan. Salah satu strategi yang terbukti efektif adalah Analisis Biaya Volume Laba (Cost Volume Profit Analysis atau CVP). Pendekatan ini membantu UKM memahami hubungan antara biaya, volume produksi, dan laba. Dengan menggunakan analisis ini, UKM dapat mengambil keputusan yang lebih efektif untuk meningkatkan daya saing serta memperkuat keberlanjutan usahanya.

Penerapan analisis BVL sangat penting, terutama di industri dengan persaingan ketat seperti konveksi jersey. Master Sport Apparel, salah satu UKM yang telah membuktikan manfaat dari penerapan analisis BVL. Dalam operasional produksinya, mereka menghadapi biaya-biaya yang harus dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap mencakup penyusutan mesin, biaya Wifi hingga iklan pemasaran yang totalnya mencapai Rp4.664.000 per bulan. Sedangkan biaya variabel, seperti bahan baku berupa kain dan tinta, tenaga kerja langsung, serta bahan penolong seperti kertas, dtf dan benang, mencapai Rp55.200 per unit jersey.

Dengan harga jual sebesar Rp140.000 per unit, Master Sport Apparel memperoleh margin kontribusi sebesar Rp84.800 per jersey. Berdasarkan analisis BVL, mereka mengetahui bahwa untuk mencapai titik impas mereka harus menjual setidaknya 55 unit jersey per bulan. Informasi ini memberikan landasan yang jelas untuk menentukan strategi yang lebih optimal agar target tersebut tercapai.

Analisis BVL tidak hanya membantu UKM menghitung titik impas, tetapi juga memungkinkan untuk menetapkan target laba yang lebih tinggi. Misalnya jika Master Sport Apparel ingin memperoleh laba sebesar Rp150.000.000 dalam satu bulan, mereka harus meningkatkan volume penjualan menjadi 1.824 unit jersey. Dengan perhitungan yang dihasilkan, mereka dapat menyusun rencana yang lebih efektif seperti meningkatkan kapasitas produksi, memperluas jaringan distribusi, atau memperkuat strategi promosi.

Meski analisis BVL memiliki banyak manfaat, masih banyak UKM yang belum memanfaatkan BVL untuk memperkirakan strategi yang harus dilakukan. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya pemahaman tentang konsep ini. Banyak yang menganggap BVL rumit dan membutuhkan teknologi canggih. Padahal, analisis ini dapat dilakukan dengan alat sederhana seperti spreadsheet. Yang terpenting adalah pemahaman yang baik tentang komponen biaya dan pengaruhnya terhadap laba.

Menurut Mulyadi, seorang pakar akuntansi manajemen, analisis BVL sangat relevan untuk menghadapi dinamika pasar. “Dengan memahami hubungan antara biaya, volume, dan laba, perusahaan dapat memperkirakan dampak dari perubahan harga jual, biaya produksi, atau target penjualan terhadap profitabilitas mereka. Hal ini memungkinkan perusahaan mengambil keputusan strategis yang lebih tepat,” ujarnya.

Selain untuk perencanaan keuangan, analisis BVL juga berguna dalam mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Misalnya, jika biaya variabel per unit terlalu tinggi, UKM dapat mengevaluasi kembali proses produksi atau mencari pemasok bahan baku yang lebih murah. Jika volume penjualan tidak mencapai target, mereka dapat mencoba strategi pemasaran baru seperti promosi diskon atau memanfaatkan platform digital.

Analisis BVL juga menjadi panduan strategis jangka panjang. Analisis ini membantu UKM mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan seperti fluktuasi harga bahan baku atau perubahan preferensi konsumen. Bahkan, BVL dapat digunakan sebagai dasar perencanaan ekspansi ke pasar internasional dengan memahami dampak biaya dan laba dari perluasan tersebut.

Bagi UKM di sektor konveksi jersey, penerapan BVL juga relevan dalam menjawab permintaan pasar yang dinamis. Konsumen semakin banyak mencari jersey dengan desain khusus atau personalisasi. Dengan BVL, pelaku usaha dapat menghitung apakah layanan tambahan ini memberikan keuntungan atau justru membebani biaya produksi. Informasi ini membantu UKM mengambil keputusan yang lebih percaya diri, mulai dari penetapan harga hingga strategi pemasaran.

Namun keberhasilan analisis BVL sangat bergantung pada konsistensi dalam pencatatan data keuangan dan operasional. Tanpa data yang akurat, analisis ini akan kehilangan relevansi. Oleh karena itu, penting bagi UKM membangun sistem pencatatan yang baik sejak awal. Hal ini mencakup mencatat semua biaya tetap, biaya variabel, dan pendapatan secara rinci.

Penerapan BVL juga menjadi peluang untuk meningkatkan daya saing dalam industri yang lebih luas. Ketika UKM mampu menekan biaya, meningkatkan efisiensi produksi, dan menetapkan harga jual yang kompetitif, mereka memiliki kesempatan lebih besar untuk menjangkau pasar baru. Strategi ini tidak hanya membantu UKM bertahan di tengah tekanan persaingan tetapi juga memberikan potensi untuk ekspansi yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun