[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Didit Hediprasetyo. Sumber: photobucket.com"][/caption]
Gara-gara banyak yang ributin soal asal-usul/keturunan para capres, saya jadi tergelitik ber-googling ria. Ketik kata kunci jokowi. Ketemu ya itu-itu saja. Ketik kata kunci prabowo. Jleb, tiba-tiba nongol soal didit prabowo. Siapa dia?
Didit adalah anak semata wayang prabowo hasil pernikahannya dengan Mbak Titiek Soeharto. Dia bermukim di luar negeri. Dia ternyata jadi desainer. Dengar-dengar sih cukup diperhitungkan.
Selain selalu dikerumuni ceweq-ceweq cantik, di beberapa foto Didit terlihat cukup kemayu. Saya sempat berpikiran dia melambai. Saya mulanya tak percaya. Orang yang bergerak di dunia fashion memang rada-rada gitu, tapi bukan berarti harus penyuka sesama jenis. Banyak yang tidak, kok.
Setelah ngobral via WA dengan beberapa teman, eh, busyet, mereka mengkonfirmasi. Betul dia melambai, masalah buat lu? gitu kata mereka.
Saya terus terang terhenyak. Koq bisa, ya?
Jadi penyuka sejenis menurut hukum normatif bukan kejahatan. Di beberapa negara malah diakui, diperbolehkan kawin lagi. Saya terkaget-kaget karena ingat bapaknya. Di foto, Prabowo tetep DuRen, bro. Duda keren. Meski sudah berumur, sisa-sisa kegagahannya belum sepenuhnya sirna.
Saya sampai bertanya-tanya, apa kata Soeharto seandainya dia masih hidup? Apa kata Soemitro jika beliau juga masih hidup?
Tapi, ah, itu kan cara berpikir orang kolot. Setelah baca-baca, saya sadar saya telah sesat berpikir. Bisa jadi mereka tidak mempermasalahkan. Saya teringat, dulu ada menteri di era Soeharto yang dikabarkan juga seorang guy. Tapi, soeharto tidak pernah memecatnya.
Peringatan saya: Buat yang tak suka prabowo atau die hard-nya Jokowi, jangan tuduh prabowo sembunyikan latar belakang keluarganya, ya. Di google banyak, kok. Itu tandanya bukan lagi jadi rahasia. Jadi jangan dijadiin bahan kampanye.
Soal benar-tidaknya melambai, itu tergantung interpretasi dan informasi. Kalau dari sono-nya sudah curigaan dan anti sama kaum gay/lesbi, pasti lingkar otaknya bilang didit itu homo. Kalau berpikir terbuka, pasti nggak peduli. Yang penting karya dan prestasinya. Urusan orientasi seksual itu zona privat.
[caption id="" align="aligncenter" width="553" caption="http://tvpoliceonline.blogspot.com"]
Tapi, Didit sepertinya tak ambil pusing bin galau. Yang dia pikir berkarya. Menikmati hidup.
Jangan sedih, dit. Maju terus. Berkarir terus. Karya-karya mu yang dibakal diingat orang, bukan soal orientasi seksual.
Catatan Hitam: saya tulis catatan ini sebagai bentuk penyesalan karena telah pernah berpikir seksis, diskriminatif. Saya jadikan judul agar orang paham dan tak lagi bertanya seperti itu. Soal-soal seperti itu bukan urusan kita, bung dan nona. Itu zona privat. Sebagaimana juga urusan agama dan keturunan. Soal keturunan, saya sepakat pernyataan ini: kita semua keturunan adam-hawa, bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H