[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Tribunnews"][/caption] Hari ini warga Muhammadiyah sudah mulai berpuasa. Hm, jadi ingin tahu, apakah pak Hatta Rajasa juga sudah mulai berpuasa hari ini?
Kata teman-teman di PAN, mereka juga tidak tahu persisnya. Sebab, Hatta selama ini juga tidak pernah menunjukkan secara langsung ia mengikuti yang mana. Untuk urusan puasa dan lebaran, kata mereka, Hatta sangat hati-hati.
Hati-hati? Ya, karena sudut pandangnya politik. Bagaimana pun, mayoritas umat Islam di Indonesia lebih merasa sebagai nahliyin meski belum tentu bergabung secara formal dalam ormas NU. Mendaku diri sebagai warga Muhammadiyah dianggap tidak taktis karena bisa menganggu prospek elektabilitas.
Karena itu, Hatta sepertinya bertindak sangat taktis. Ia kini lebih mendaku sebagai NU. Tapi, ini memang menimbulkan sebuah pertanyaan serius: Bukankah PAN di era Hatta juga mati-matian berupaya mengasosiasikan sebagai ‘representasi’ Muhmmadiyah? Amien Rais juga selalu berapi-api menyebut hal ini: PAN dilahirkan oleh Muhammadiyah.
Maka sebuah aksi panggung politik pun berlangsung. Ketika Pileg lalu, PAN mendaku diri sebagai partainya orang ‘Muhammadiyah’. Hatta implisit juga menyatakan diri sebagai bagian dari Muhammadiyah. Pada saat pilpres saat ini,  Hatta diaku-aku sebagai bagian dari keluarga besar NU.
Pertanyaannya: apakah PAN dan Hatta Rajasa selama ini telah mengkadali Muhammadiyah? Yang juga sangat mungkin sekali: apakah saat ini Hatta sedang coba mengelabui NU?
Hatta mungkin sekali berlaku cerdik. Tapi apakah umat sedemikian mudah diperdaya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H