Selain itu dewasa ini juga banyak perempuan yang memutuskan untuk fokus meniti karir dan mengenyampingkan urusan pernikahan. Seolah-olah, karir dan menikah adalah hal yang harus dipilih salah satunya oleh perempuan.
Padahal, bukankah keduanya bisa berjalan beriringan?
Ketika kamu mencari hal-hal yang menyebabkan karir stuck atau hancur di google pun, kamu tidak akan menemukan "pernikahan" sebagai salah satu penyebabnya.
Dengan siapa, dan kapan waktu yang tepat untuk menikah bagi setiap orang tidak pernah sama. Itu sebabnya kita tidak berhak untuk menilai dan menentukan kisah orang lain sekalipun amat mengenalnya.
Membayangkan ada orang yang tersenyum lebih lebar ketika kita sukses, mengulurkan tangan ketika terjatuh, dan bersedia mendengar sekaligus memberi solusi atas segala rintangan yang datang, membuat pernikahan-seharusnya-menjadi support system terbaik untuk tumbuh dan berkembang bersama-sama.Â
Entah untuk karir ataupun pengembangan diri, menikah seharusnya tidak menjadi penghalang. Ia justru bisa menjadi gerbang utama untuk tumbuh lebih kuat dan lebih cepat. Saling menjaga, menguatkan, dan mengasihi.
Tapi dari semua itu, kenapa untuk banyak sekali orang menikah adalah sebuah hambatan karir atau pencapaian?Â
Kenapa pernikahan---khususnya bagi perempuan---seperti tidak bisa disandingkan dengan karir dan pencapaian?Â
Kenapa perempuan seperti harus selalu memilih antara pernikahan dan karir? Kenapa?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI