Di era modern ini, literasi adalah kunci untuk membuka cakrawala dunia. Dengan teknologi yang semakin canggih, akses terhadap ilmu pengetahuan dan informasi menjadi lebih mudah. Meski demikian, tidak semua masyarakat mampu atau memiliki kesempatan untuk menikmatinya. Di sinilah peran pahlawan literasi menjadi sangat penting, yaitu mereka yang secara sukarela mengabdikan diri untuk menyulut semangat membaca, menulis, dan belajar di tengah masyarakat yang belum sepenuhnya merasakan manisnya literasi. Hal ini dapat ditanmkan di dalam dasar pendidikan di Indonesia.
Dalam perkembangan literasi di Indonesia, berbagai metode dan program pendidikan telah dikembangkan untuk membantu anak-anak agar tidak hanya mampu membaca dan menulis, tetapi juga memahami dan berpikir kritis. Di tengah tantangan literasi, hadir berbagai "pahlawan literasi" yang bekerja keras membangun minat baca melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan metode pembelajaran alternatif seperti program Kumon. Sebagai metode pembelajaran yang sudah dikenal luas, Kumon memainkan peran penting dalam mendukung literasi, baik literasi dasar maupun literasi matematika.
Literasi di Indonesia: Tantangan Membaca dan Matematika
Menurut data Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2018, Indonesia berada di peringkat bawah dalam hal kemampuan membaca dan matematika. Kedua kemampuan ini saling terkait dan sama pentingnya dalam membangun generasi yang literat dan mampu bersaing di dunia global. Kemampuan literasi membaca membantu anak memahami konsep secara menyeluruh, sementara literasi numerasi (matematika) membantu anak mengembangkan keterampilan berpikir logis dan pemecahan masalah.
Di sini, program seperti Kumon berperan sebagai alternatif pendidikan yang membantu anak-anak mengembangkan literasi dengan pendekatan yang berbeda dari sekolah formal. Kumon memiliki dua program utama, yaitu Kumon Math dan Kumon Reading, yang memungkinkan anak belajar sesuai dengan kemampuan mereka. Program ini mengajarkan anak untuk belajar mandiri dan mengasah kemampuan mereka secara bertahap, sehingga mereka dapat memahami materi dengan lebih baik.
Kumon sebagai Pahlawan Literasi: Mengembangkan Kemampuan Membaca dan Matematika Sejak Dini
Dalam program Kumon, literasi dikembangkan melalui metode latihan berulang dan peningkatan bertahap yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak. Program Kumon Reading mendorong anak-anak untuk belajar membaca dan memahami teks, mulai dari kalimat sederhana hingga cerita yang lebih kompleks. Pendekatan ini membantu anak bukan hanya memahami kata-kata, tetapi juga memahami isi teks secara mendalam, yang sangat penting untuk literasi yang baik.
Selain literasi membaca, Kumon Math menekankan pentingnya literasi numerasi, yaitu kemampuan memahami angka dan konsep matematika. Literasi numerasi ini penting karena keterampilan matematika yang kuat membangun kemampuan berpikir logis dan analitis, yang berguna tidak hanya dalam pelajaran matematika, tetapi juga dalam memahami pola, mengidentifikasi data, dan menyelesaikan masalah di dunia nyata. Melalui lembar kerja yang terstruktur, anak-anak dilatih untuk berpikir kritis dan menyelesaikan soal matematika secara mandiri.
Metode Kumon menekankan kemandirian dalam belajar. Dengan mengerjakan soal latihan secara mandiri, anak-anak belajar untuk fokus, disiplin, dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. Program ini juga menekankan self-paced learning, yang artinya setiap anak dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Ini memberi kesempatan kepada setiap anak untuk memahami materi secara mendalam tanpa tekanan waktu, sehingga literasi mereka berkembang secara alami.
Menghubungkan Literasi dengan Teknologi: Pendekatan Digital dalam Kumon
Meski program Kumon menggunakan metode lembar kerja cetak, ada integrasi teknologi dalam pengembangan pendidikan literasi. Saat ini, Kumon menyediakan platform digital untuk membantu orang tua memantau perkembangan anak secara online. Selain itu, Kumon juga mengembangkan berbagai aplikasi digital yang membantu anak-anak dalam belajar dengan cara yang lebih interaktif. Hal ini sesuai dengan kebutuhan era digital, di mana literasi tidak hanya terkait dengan kemampuan membaca buku fisik, tetapi juga kemampuan menggunakan teknologi untuk belajar.
Di masa pandemi, Kumon bahkan menyediakan pembelajaran daring sehingga anak-anak tetap bisa belajar dari rumah. Program ini menunjukkan bahwa metode belajar mandiri yang didorong Kumon dapat berjalan seiring dengan perkembangan teknologi, yang memungkinkan anak-anak untuk lebih akrab dengan literasi digital sejak dini. Ini memberi mereka keterampilan dalam menggunakan teknologi untuk kegiatan produktif, bukan sekadar untuk hiburan atau media sosial.
"Satu anak, satu guru, satu buku, dan satu pena dapat mengubah dunia." (Malala Yousafzai – Aktivis pendidikan dan penerima Nobel Perdamaian )
Masa Depan Literasi Indonesia: Menggabungkan Pendekatan Tradisional dan Alternatif
Di Indonesia, tantangan literasi sangat besar. Namun, dengan adanya program seperti Kumon yang mendukung pengembangan literasi sejak dini, harapan untuk menciptakan generasi yang berdaya saing semakin terbuka lebar. Kolaborasi antara metode tradisional, teknologi, dan program pendidikan alternatif seperti Kumon, dapat menjadi solusi dalam meningkatkan literasi di Indonesia.
Tantangan yang Dihadapi Pahlawan Literasi
Menjadi pahlawan literasi itu bukan hal yang mudah. Banyak tantangan yang dihadapi, mulai dari rendahnya minat baca di masyarakat, terbatasnya fasilitas, hingga sulitnya akses terhadap buku atau teknologi di banyak daerah. Bagi sebagian orang, membaca masih dianggap kurang penting, dan di beberapa wilayah, buku atau bahan bacaan masih sulit dijangkau, terutama di tempat-tempat terpencil. Kita semua bisa turut berperan menjadi pahlawan literasi dengan cara kita masing-masing.
Sebutan "Pahlawan" bukan lagi berarti mereka yang mengangkat senjata melawan penjajah, melainkan menyadari bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam waktu singkat. Mereka percaya bahwa dengan usaha yang konsisten, sedikit demi sedikit mereka bisa memperbaiki keadaan di masyarakat. Dengan membiasakan membaca, menyebarkan semangat literasi kepada orang-orang di sekitar kita, dan dukung kegiatan literasi di lingkungan, kita bisa membangun masyarakat yang lebih cerdas dan berdaya!
Kumon tidak hanya membantu anak-anak menguasai keterampilan akademik, tetapi juga mempersiapkan mereka dengan keterampilan berpikir mandiri, dsiplin, dan kemandirian belajar yang sangat diperlukan di era informasi ini. Dengan dukungan dari para pahlawan literasi, program pendidikan alternatif, serta peran aktif orang tua, Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan literasi generasi muda.
"Kemerdekaan mungkin sudah kita raih, namun perjuangan untuk mengisi kemerdekaan harus terus dilanjutkan. Selamat hari pahlawan untuk para pahlawan di luar sana!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H