Mohon tunggu...
Rizka Junanda
Rizka Junanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - writer

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petualangan Ocha di Negeri Bawah Tanah

20 November 2024   21:21 Diperbarui: 20 November 2024   22:11 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namaku Ocha, seorang gadis cilik berumur tujuh tahun yang gemar membaca banyak dongeng. Setiap hari Minggu, ayah dan ibu mengajakku untuk pergi membeli majalah anak yang sangat kusukai. Majalah Kejora namanya. Di dalam majalah itu banyak sekali dongeng anak, rubrik, hingga kartun-kartun favoritku.

Setelah menemani ibu berbelanja sayur, akhirnya aku mendapatkan majalah favoritku! Setelah sampai di rumah dan membantu ibu menata barang belanjaan, aku langsung membaca majalah di depan televisi, tepatnya di ruang keluarga. Sebelum membuka halaman pertama, kupandangi sampul majalah yang terasa lebih unik dari biasanya. Di setiap pojok cover, dapat kulihat banyak ilustrasi lucu dari sayur-sayuran. Seperti kentang, wortel, singkong, bawang dan banyak lagi umbi-umbian yang diberi mata, hidung, dan mulut sehingga membuat mereka seakan-akan tersenyum kepadaku. Setelah puas mengamati sampul, aku langsung membuka halaman pertama dan tanpa kusadari tiba-tiba tubuhku terasa begitu ringan dan sensasi mengantuk langsung menyerangku hingga aku pun terlelap, menjatuhkan majalah yang ku pegang ke lantai......

"Halo, Ocha! Selamat datang di dunia bawah tanah!!!" sebuah suara melengking membangunkanku dari tidur nyenyak. Aku bangun terduduk dan mengerjapkan mata. Dengan penglihatan yang masih sedikit buram, aku memicingkan mata. Eh, dimana ini?, batinku. Mataku sempurna terbelalak melihat keindahan tempat di sekitarku. Langit biru cerah, tumbuhan hijau yang saling bercakap-cakap, dan ... eh? Apa ini?!! wortel oranye yang tengah berdiri di sampingku dan menatap sambil tersenyum riang. Di sebelahnya ada singkong, kentang, dan bawang merah yang sama-sama tersenyum menatapku. Dan baru kusadari, ternyata badanku juga mengecil seperti mereka! Aku langsung bangkit berdiri dan ternyata, tinggiku benar-benar setara dengan wortel!

"Kentang, wortel, bawang merah, dan singkong....siapa kalian? Kenapa ada disini?" tanyaku kebingungan. Si wortel oranye tiba-tiba melompat di depanku. "Kamu lupa Ocha? Kami ini...adalah gambar di sampul majalahmu...", jawabnya penuh semangat.

Aku tertegun. Benar saja! Mereka ini semua adalah gambar-gambar yang tadi kulihat di sampul majalah! Oh,...

"Kamu tidak perlu khawatir, Ocha. Kami semua di sini baik kok." Kata si bawah merah bulat yang begitu lucu.

"Sebelumnya  kamu harus mengenal kami berempat, he he he... namaku adalah prajurit singkong, ini adalah hulubalang Ceriyawang, itu adalah kapten Wortel, dan yang disebelahku ini adalah panglima Kentang. Kami dikirim oleh Raja Jahe untuk meminta tolong pada seorang anak dari negeri atas tanah", jelas prajurit Singkong

"Oh, jadi kalian ingin meminta tolong kepadaku? Memangnya apa yang bisa kubantu?" tanyaku pada mereka  berempat. Sebenarnya aku masih bingung dengan kejadian ini. Tapi, ya sudahlah. Yang terpenting saat ini adalah aku harus membantu mereka semua.

Setelah mendengar pertannyaanku, tiba-tiba mereka menunduk sedih.

"Sebenarnya negeri bawah tanah sedang tertimpa musiah, Ocha...banyak sekali anak-anak jahe yang mengalami sakit gigi, padahal mereka sudah gosok gigi. Karena itulah raja jahe meminta kami untuk menminta tolong pada manusia untuk membantu mengatasi masalah ini", jelas Kapten Wortel. Alisnya melengkung sedih saat mengatakannya. Membuatku ikut merasa sedih. Aku segera memeluk tubuh mereka berempat dan berkata, "sudah jangan sedih! Aku akan membantu kalian! Lagi pula, kan kita harus membantu dan menyayangi semua ciptaan Tuhan. Jadi, aku akan membantu kalian dengan senang hati!"

Mereka langsung menatapku dengan mata berbinar dan membalas pelukanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun