Mohon tunggu...
rizkaita
rizkaita Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca, penulis, dan kawan seperjalanan

Mari berbicara lewat barisan kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Si Kecil dari Arizona yang Memenangkan Lidah

5 April 2018   13:59 Diperbarui: 5 April 2018   14:44 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bard Valley Natural Delights Medjool Dates. Dok. Pribadi

Sekitar bulan lagi, umat Muslim di seluruh dunia akan menghadapi bulan Ramadan. Tahun-tahun sebelumnya saya selalu punya permasalahan dalam menentukan menu berbuka. Berbagai jenis makanan yang dijual menjelang waktu berbuka, bisa membuat saya memborong banyak makanan tanpa memperhatikan kebutuhan tubuh.  Akibatnya bisa ditebak, metabolisme tubuh saya menurun dan angka di timbangan justru bergeser ke kanan setelah 16 jam tidak makan dan minum.

Sebenarnya ada siasat untuk menjaga kualitas tubuh dan dompet tetap prima selama bulan puasa, salah satunya dengan makan kurma. Makanan ini bahkan juga dianjurkan oleh Nabi Muhammad untuk mengembalikan energi. Sayangnya, Saya menjadi sangat pemilih untuk menyantap buah berwarna coklat gelap ini ketika tidak pernah bermasalah dengan buah-buahan. 

Sebab, bagi saya kurma memiliki rasa manis di atas rata-rata buah lain. Jangankan satu buah, satu gigit saja biasanya saya menyerah. Selain itu, kebanyakan kurma memiliki tekstur lembek dan lengket baik ketika dipegang maupun setelah masuk menyentuh langit-langit mulut, hal ini membuat saya harus bolak-balik minum dan mencuci tangan.

Dokpri
Dokpri
Tapi bukan berarti saya berhenti mencicipi kurma, justru jika ada kurma yang disodorkan ke depan mata saya pasti ambil. Siapa tau kali ini suka, begitu pikir saya. Karena manisnya kurma memang cukup mengandung banyak gula buah yang langsung bisa diubah menjadi energi. Belum lagi kadar serat yang cukup tinggi akan sangat berguna untuk mencegah sembelit dan munculnya luka di usus.

Satu waktu, saya pernah mencicipi sebuah kurma yang diberikan cuma-cuma di depan pintu masuk sebuah pameran buku. Meski sama lengketnya dengan kurma yang sudah pernah saya coba, saya mampu memakannya sampai habis.Tapi naasnya, sampai hari ini saya masih juga tidak tau varian kurma itu. Beruntunglah patah hati kala itu menemukan cinta baru, Natural Delight Medjool Dates namanya. Kurma yang ditanam di perkebunan Arizona, Amerika Serikat ini memiliki daging buah tebal yang tak lengket. Ukuran bijinya pun kontras dengan besar daging di luarnya. Satu hal yang paling penting, saya mampu memakannya sampai tandas tanpa diselingi minum air putih! Perut menjadi tidak kembung lebih dulu karena terisi banyak air.

Tekstur luar yang terhidrasi, tidak lengket, dan daging buah yang tebal dari Natural Delight Medjool Dates ini ternyata bisa dimanfaatkan dalam berbagai olahan panganan. Seperti yang dilakukan oleh merk pastry ternama di Jogja yakni Bodjoku dan Bakpia-pia, keduanya melakukan inovasi dengan menambahkan kurma ke dalam produknya.

Dats Pie Nana dari Bodjoku. dokumentasi pribadi
Dats Pie Nana dari Bodjoku. dokumentasi pribadi
Cajool (Cake Medjool) dan Dates Pie Nana yang merupakan varian baru dari Bodjoku tidak lagi ditambahkan gula dalam adonanya. Karena manis kuenya sudah terasa dari campuran pisang, kurma, dan kismis. Teksturnya pun legit karena kaya akan serat.

Kalau sudah begini, saya sepertinya tak harus menunggu bulan puasa untuk bisa menikmati kurma. Kurma bisa menjadi alternatif sarapan yang simpel dan menghasilkan banyak tenaga. Ketika harus membawakan oleh-oleh bagi kerabat ataupun teman di kota lain pun, buah tangan saya jadi antimainstream tentunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun