Mohon tunggu...
Rizka Febriana
Rizka Febriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hallo nama saya Rizka febriana biasa dipanggil ikaa, alamat saya dari lombok timur, hobi saya memasak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Program Peer Support, Bimbingan Konseling Dan Layanan Psikososial

21 Januari 2025   22:28 Diperbarui: 21 Januari 2025   22:28 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

    Kondisi darurat kekerasan di kalangan remaja dewasa ini sangat memprihatinkan. Diperkuat pula dari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa kekerasan adalah salah satu penyebab utama kematian di kalangan remaja usia 15 hingga 29 tahun, dengan sekitar 176.000 kematian setiap tahun akibat kekerasan.
      Data ini menyoroti betapa parahnya masalah kekerasan yang dihadapi oleh remaja di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pengaruh media sosial dan platform digital yang semakin meningkat turut memperburuk keadaan, di mana remaja menjadi lebih rentan terhadap berbagai bentuk kekerasan, termasuk bullying.
     Banyak remaja yang belum memiliki pemahaman yang cukup tentang hak-hak mereka, bagaimana mengenali dan melaporkan kekerasan yang mereka alami. Hal ini membuat mereka rentan terhadap berbagai bentuk kekerasan, baik itu kekerasan fisik, verbal, maupun emosional.

         Peer Support dapat memberikan kontribusi dalam menurunkan angka kekerasan dan meningkatkan Kesehatan mental siswa. Bimbingan konseling berbasis peer support didasari oleh teori social learning Albert Bandura (Bandura, 1977) yang menyatakan bahwa siswa cenderung meniru perilaku yang mereka lihat pada teman sebaya. Dalam konteks ini, siswa perlu dilatih untuk menjadi pendukung bagi teman-temannya sehingga dapat mendorong sikap positif untuk mengurangi dampak psikologis dari perilaku kekerasan.
        Penelitian oleh Smith dan Watson (2018) menunjukkan bahwa sekolah yang mengadopsi program peer support mengalami penurunan insiden kekerasan sebesar 25% dalam dua tahun setelah penerapan program tersebut. Demikian juga O'Neil (2019) menyatakan bahwa integrasi peer support dalam sistem konseling dapat berpengaruh dalam peningkatan pemahaman dan kesadaran siswa tentang kekerasan dan pentingnya kesehatan mental.
       Program ini juga dinilai meningkatkan rasa kepemilikan terhadap gerakan anti-kekerasan, dengan lebih dari 70% siswa merasa termotivasi untuk speak up terhadap kasus kekerasan dan mendukung teman yang mengalami kesulitan.
        program peer support tidak hanya lebih resilien terhadap kekerasan, tetapi juga memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang tidak terlibat dalam program ini.

        Program ini membantu siswa mengembangkan keterampilan emosional, seperti pengelolaan emosi dan keterampilan komunikasi, yang relevan dalam menangani konflik. Disinilah faktor pengaruh program peer support berdampak pada peningkatan kesehatan mental siswa.
        Tentunya keberhasilan program peer support ini tidak bisa terlepas dari dukungan yang konsisten dan kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk tenaga pendidik, konselor, orang tua, siswa dan lingkungan sekitar.

         Studi dari Karcher (2009) menunjukkan bahwa efektivitas program ini juga bergantung pada pelatihan yang memadai bagi siswa pendukung, supervisi dari konselor profesional, dan dukungan administratif. Inovasi bimbingan konseling berbasis peer support, menawarkan solusi efektif dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang bebas kekerasan.

         Program ini tidak hanya membantu mencegah kekerasan, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan mental siswa secara keseluruhan. Sebagai agen perubahan, siswa memiliki peran penting dalam membangun komunitas sekolah yang aman dan saling mendukung, sekaligus memperkuat gerakan anti-kekerasan di lingkungan sekolah. Saatnya bergerak dan berpihak, katakan STOP pada kekerasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun