Mohon tunggu...
Rizka Febriana
Rizka Febriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hallo nama saya Rizka febriana biasa dipanggil ikaa, alamat saya dari lombok timur, hobi saya memasak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Lingkungan dan Budaya Dalam Perkembangan Sosial Emosional

21 Januari 2025   20:10 Diperbarui: 21 Januari 2025   20:10 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

       Pengalaman baik ataupun buruk yang didapat anak dapat terjadi karena lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang baik akan memberikan pengalaman baik pula untuk anak. Sebaliknya jika kondisi lingkungan sekitar anak tidak baik maka pengalaman yang didapat anak akan kurang baik. Kekacauan lingkungan adalah konstruk teoritis yang menunjukkan sistem yang terlalu menstimulasi karakteristik lingkungan yang merugikan terkait dengan perkembangan dan kesejahteraan anak-anak.
       Perkembangan yang dialami anak mencerminkan pengaruh dari sejumlah sistem lingkungan keluarga. Keluarga termasuk dalam sistem mikrosistem yaitu lingkungan tempat tinggal hidup. Konteks ini meliputi keluarga, teman sebaya, sekolah, dan lingkungan sekitar, yang didalam mikrosistem inilah terjadi interaksi yang paling langsung dengan agen-agen sosial misalnya dengan orangtua, guru, dan teman sebaya.
         Perkembangan sosial-emosional kemungkinan besar dipengaruhi oleh konteks budaya. Para ahli teori dan peneliti perkembangan telah lama mengakui peran budaya yang komprehensif dalam perkembangan sosial anak-anak di tahun-tahun awal Budaya dapat mendorong atau membatasi perwujudan aspek-aspek tertentu dari fungsi sosial-emosional melalui proses fasilitasi atau penekanan. Selain itu, norma dan nilai budaya dapat memberikan panduan untuk penafsiran dan evaluasi perilaku sosial dan dengan demikian memberikan makna pada perilaku tersebut. Argumen ini telah didukung oleh temuan dari sejumlah penilitian dalam dua dekade terakhir.

        Perbedaan lintas budaya tidak hanya terjadi dalam keterlibatan sosial secara keseluruhan, tetapi juga dalam kualitas interaksi sosial. Bentuk interaksi antarteman yang berbeda-beda di berbagai budaya adalah aktivitas sosio-dramatis dalam permainan anak-anak. Anak-anak Barat cenderung terlibat dalam perilaku sosio-dramatis yang lebih banyak daripada anak-anak di banyak budaya lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun