Mohon tunggu...
Rizka Nur Faiza
Rizka Nur Faiza Mohon Tunggu... -

(almost) 17 years old. Teladan 2013.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Kanker :')

31 Oktober 2011   08:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:15 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Secarik kertas menggantung melayang di tanganku. Pandanganku mulai kabur. Aku tidak bisa menahan tangis yang akhirnya jatuh turun bak hujan deras. Hari ini rasanya hancur sudah. Masa depanku juga sudah tak nampak lagi. Cita-citaku menjadi ahli onkologi pupus. Cukup sampai di sini aku bermimpi. Sudah seharusnya aku mengetahui realita yang ada.

"Dek, kamu kenapa nangis?" tanya Kak Aras. Aku peluk kakak perempuanku itu. Aku kembali tenggelam dalam tangis. "Dek, kamu harus kuat ya. Jangan nangis, Tuhan pasti punya rencana hebat buat kamu"

Kak Aras sepertinya sudah tahu apa yang aku tangisi. Rasanya aku ingin marah pada semua orang yang merahasiakan hal ini kepadaku. Aku sedih, aku marah, aku hancur. Sudah cukupkah semua ini? Atau masih akan berlanjut lagi.

Seharusnya aku memang sudah curiga. Mengapa aku harus sangat berhati-hati agar tidak terjatuh. Mengapa aku harus mendapat transfusi darah jika terluka. Mengapa Ibu tidak mengizinkanku berenang. Mengapa aku harus memakai gelang konyol berwarna pink seperti milik bayi. Seharusnya aku sudah tahu ini.

Ternyata memang benar. Aku sakit, dan menurutku lebih parah dari kanker. Seorang penderita kanker masih punya harapan hidup. Sedangkan aku tidak. Aku benar-benar tinggal menunggu kapan waktu itu tiba. Ketika aku sudah tidak bisa memeluk Ibu, Kak Aras. Ketika aku sudah tidak berangkat sekolah lagi. Ketika aku sudah berakhir.

Seolah-olah caraku mati sudah jelas: kehabisan darah.

Selamat bagi kalian penderita kanker :') Kalian tidak harus meninggal dalam usia muda. Terus berjuanglah menghadapi penyakit kalian. Kalian hebat. Bukan seperti aku, si penderita hemofilia ...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun