Mohon tunggu...
Rizka Cita
Rizka Cita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Menonton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Persuasif dalam Pidato Presiden Jokowi di Sidang Bersama DPD - DPR RI 2019

18 September 2024   15:25 Diperbarui: 18 September 2024   15:58 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada Pidato Presiden Jokowi di Sidang bersama DPD-DPR RI 2019 dapat dikatakan cukup persuasif. Melalui gaya bicara yang dekat dengan rakyat, penekanan pada pencapaian, serta visi untuk masa depan, Presiden Jokowi berhasil menarik perhatian audiens dan membangun dukungan. Presiden Jokowi menggunakan sentuhan emosional untuk membangkitkan rasa persatuan dan nasionalisme, serta membangun harapan bahwa Indonesia dapat menghadapi tantangan global jika semua elemen masyarakat bekerja sama. 

Salah satu aspek menarik dari pidato Presiden Jokowi adalah gaya penyampaian yang santai namun tegas. Dari awal pidato, Presiden Jokowi berusaha untuk membangun hubungan yang baik dengan para anggota DPR, DPD, serta rakyat yang menonton dari seluruh Indonesia. Presiden Jokowi dikenal dengan pendekatannya yang sederhana dan langsung, sehingga pidatonya pun terasa dekat dan dapat diterima oleh berbagai kalangan. 

Contohnya pada menit awal, Presiden Jokowi memulai pidatonya dengan menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaannya kepada seluruh rakyat Indonesia, terutama yang telah bekerja keras bersama pemerintah. Gaya bahasanya tidak terkesan formal berlebihan, melainkan lebih kepada pendekatan yang mudah dimengerti. Tujuannya dengan pendekatan ini, Presiden Jokowi berusaha menarik perhatian dan simpati audiens agar dapat merasa dekat dengannya dan memahami bahwa ia sungguh-sungguh dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. 

Bagian lain yang penting dari pidato ini adalah bagaimana Presiden Jokowi menekankan pencapaian-pencapaian pemerintahannya selama periode pertama. Ini adalah langkah penting dalam proses persuasi, karena dapat menguatkan keyakinan audiens bahwa langkah-langkah yang telah diambil selama pemerintahannya sudah memberikan hasil yang positif. Contohnya pada menit ke-12, Presiden Jokowi mulai berbicara tentang pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau. Disebutkan bagaimana proyek-proyek ini membuka akses ekonomi bagi masyarakat di wilayah tersebut. 

Misalnya, pembangunan jalan tol, bandara, dan pelabuhan yang menurut Presiden Jokowi dapat mempercepat konektivitas dan pertumbuhan ekonomi. Tujuannya adalah menunjukkan bukti nyata bahwa pemerintahan Presiden Jokowi tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak. Dengan menonjolkan pencapaian yang konkret, ia berusaha meyakinkan audiens bahwa pemerintahnya bekerja keras dan berhasil membawa perubahan nyata.

Setelah membahas pencapaian masa lalu, Presiden Jokowi kemudian fokus pada visi ke depan. Di sinilah pidato tersebut menjadi semakin persuasif, karena Presiden Jokowi tidak hanya menceritakan apa yang telah dilakukan, tetapi juga mengajak audiens untuk memikirkan masa depan Indonesia yang lebih baik. Ini merupakan cara yang kuat untuk menarik dukungan dan keyakinan audiens bahwa ia memiliki rencana yang jelas untuk masa depan. 

Contohnya pada menit ke-20, Presiden Jokowi berbicara tentang pentingnya inovasi dan sumber daya manusia untuk menghadapi tantangan global. Ia menekankan bahwa Indonesia harus siap bersaing di dunia yang semakin terhubung dan kompetitif. Menurutnya, investasi pada pendidikan dan teknologi menjadi kunci untuk mendorong Indonesia agar bisa beradaptasi dan berkembang lebih cepat. Presiden Jokowi bertujuan ingin menanamkan harapan bahwa Indonesia bisa menjadi bangsa yang lebih maju dan makmur, tetapi hal ini memerlukan kerja keras dan kerjasama dari semua pihak. Ia menggunakan pidatonya untuk menyuntikkan semangat bahwa masa depan Indonesia bergantung pada upaya bersama untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 

Salah satu strategi penting dalam pidato ini adalah bagaimana Presiden Jokowi berusaha untuk membuat audiens merasa relevan dengan pesan yang ia sampaikan. Ia tidak hanya berbicara tentang pencapaian pemerintah, tetapi juga mengajak semua pihak untuk turut serta dalam pembangunan bangsa. Ia sering kali menggunakan kata-kata seperti "kita" dan "bersama" untuk menekankan bahwa pencapaian yang diraih adalah hasil dari kerja keras bersama. 

Contoh di menit ke-23, Presiden Jokowi berbicara tentang pentingnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk pemerintah, swasta, dan rakyat, dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Ia menyebutkan bahwa semua pihak memiliki peran penting dalam membawa Indonesia maju, dan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Tujuannya adalah Presiden Jokowi ingin agar audiens merasa bahwa mereka adalah bagian dari proses ini, dan bahwa keberhasilan Indonesia tidak hanya tergantung pada pemerintah, tetapi juga pada peran aktif masyarakat. Ini adalah strategi persuasi yang kuat, karena audiens cenderung lebih mudah tergerak jika mereka merasa memiliki keterlibatan langsung dalam tujuan yang disampaikan.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga menggunakan pendekatan yang emosional untuk membangun rasa kebersamaan dan persatuan di tengah masyarakat. Ia menyadari bahwa ada berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, dan untuk menghadapinya dibutuhkan persatuan yang kuat. Secara keseluruhan, pidato ini berhasil mencapai tujuan persuasi yaitu, mengajak audiens untuk mendukung kebijakan dan visi yang disampaikan, serta mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun