Mohon tunggu...
Arlishaa
Arlishaa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Sarvaṃ sukhaṃ yathārtha.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebencian atau Kepercayaan?

28 Oktober 2024   09:04 Diperbarui: 28 Oktober 2024   09:12 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Munafik!"

 "Aku ingin berdua tanpa dirinya."

 "Tidak bisakah ia tidak menjadi sumber masalahnya?!"

                                 Bahkan cermin persegi itu kurang besar untuk dirinya. Diri bukan sumber masalahnya, namun dia.   Tak ingin tahu

 menahu kesalahanya, seonggok masalah terlimpah pada jiwa lemah, sungguh miris dirinya.  Dulu topengnya sangat tebal, diri bahkan 

tak menyadari kepalsuan indah itu.  Ia tutup mata, bahkan telinga, masalah kepercayaan yang terganggu. Tak ada yang bisa kupercaya

 sekarang, semuanya penuh 'Kepalsuan.'

                                Aparat yang di banggakan, mulut demi mulut tentang aparat yang sungguh keparat. Aku tak membencinya hanya tak

 menyukainya. Selalu turut campur dalam diriku, memprovokasi diri untuk terlihat semakin jelek di hadapannya. Andai saja aku bisa

 merobek lembar demi lembar kebajingan dirinya, akankah masih di banggakan 'Aparat' bertopeng itu.

 
                            Lelaki yang penuh senyum Pepsodent terkadang menyimpan sayatan tajam tusuk oden. Hingga wanitanya, pergi kesana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun