Menurut prespektif islam
Disini author juga akan menjelaskan sedikit bagaimanasih pandangan islam tentang sosial media dan bermedia sosial, Disimak ya
Meuforia click activism menunjukkan potret masyarakat pada dua kondisi. Pertama, mereka yang mampu mengakses dan berbagi informasi secara fungsional, semakin berpengetahuan, semakin berdaya, dan memiliki peluang dalam banyak hal berkat teknologi informasi komunikasi. Golongan kedua adalah mereka yang gagap teknologi, hanya mengikuti tren, menjadi sasaran empuk pasar teknologi, dan terus berkutat dengan cerita dan keluhan dampak negatif teknologi terhadap kehidupan sehari-hari. Meskipun tetap merupakan pilihan logis, kehadiran media sosial adalah keniscayaan sebagai konsekuensi pergaulan global. Argumentasi kaidah usul fikih "Menghindari kerusakan lebih utama daripada mendatangkan kebaikan" (Dar'ul mafasid muqaddamun 'ala jalbil mashaalih) kurang relevan untuk melihat potensi dan ancaman media sosial hanya vis a vis dari satu sisi. Di sinilah literasi teknologi memiliki peran penting sehingga umat Islamdapat menggunakan media sosial secara proporsional.
Tidak sekadar mengikuti tren, yang penting update, bersikap reaksioner, dan ikut dalam arena perdebatan yang tidak bermanfaat, bahkan seringkali andil menyebarluaskan informasi palsu(hoax). Lantas bagaiman asih bermedia siosial yang baik menurut islam? Nah Sebagaimana yang tertera dalam Al-Qur'an:
1. Tentang Menyampaikan informasi dengan benar, juga tidak merekayasa atau memanipulasi fakta dalam (QS. Al-Hajj: 30).
"Demikianlah (Perintah Allah). dan Barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah. Maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. dan telah Dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta"
2. Menahan diri menyebarluaskan informasi tertentu di media sosial yang fakta atau kebenarannya sendiri belum diketahui.
Hindari berlebihan bercerita, mengeluh, berdoa di media sosial. Rasulullah SAW bersabda: "setiap umatku mendapat pemaafan kecuali orang yang menceritakan (aibnya sendiri). Sesungguhnya diantara perbuatan menceritakan aib sendiri adalah seorang yang melakukan suatu perbuatan (dosa) di malam hari dan sudah ditutupi oleh Allah swt kemudian di pagi harinya dia sendiri membuka apa yang ditutupi Allah itu" (HR. Bukhori dan Muslim).
Demikian penjelasan yang dapat author sampaikan, semoga sobat kumpa tidak termasuk orang yang terkena gangguan jiwa akibat media sosial yaa, bijak lah bermedia sosial ya sob. Trimakasih
DAFTAR PUSTAKA