RIZKA RAHMAIDA ARIFAH/191241005Â
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATÂ
UNIVERSITAS AIRLANGGAÂ
Kanker merupakan penyakit yang banyak diderita oleh sebagian orang di dunia, terutama di Indonesia. Pada dasarnya penyakit ini bermula ketika sel -- sel pada tubuh tumbuh secara abnormal atau tidak terkendali, melampaui batas normalnya, sehingga pada perkembangannya sel kanker bisa menyerang bagian tubuh yang berdekatan dan/atau menyebar ke organ lain yang bisa menyebabkan kematian.Â
Kanker umumnya muncul pada organ yang aktif atau sering digunakan pada tubuh manusia dan terpapar oleh faktor eksternal. Seperti, pada paru-paru yang sering terkena polusi dan asap rokok, prostat yang aktif seiring dengan kegiatan reproduksi laki-laki. Namun, yang beresiko paling tinggi adalah kanker kolorektal (usus besar). Hal ini dikarenakan usus selalu aktif bekerja khususnya saat makan tiga kali sehari. Resiko kanker kolorektal semakin meningkat jika makan makanan yang tidak sehat.Â
Kanker masih menjadi salah satu penyakit yang mematikan di dunia, selain penyakit jantung dan stroke. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tiga kanker yang presentasenya paling banyak membunuh orang di seluruh dunia pada tahun 2020 adalah kanker paru-paru dengan jumlah sebesar 1,80 juta kematian, kanker kolorektal dengan jumlah sebesar 916.000 kematian dan kanker hati dengan jumlah sebesar 830.000 kematian.Â
Pada hakikatnya semua orang mempunyai sel kanker dalam tubuhnya, namun sel kanker tersebut bisa berkembang dengan subur dikarenakan beberapa faktor, yaitu karena gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minum alkohol dan terlalu sering mengonsumsi junk food atau makanan dengan kadar lemak yang tinggi. Selain itu, faktor genetik atau keturunan juga bisa menjadi penyebab utama berkembangnya sel kanker dalam tubuh. Infeksi dan usia juga menjadi faktor pemicu kanker.Â
Sampai saat ini belum ditemukan obat yang bisa untuk menyembuhkan kanker, dikarenakan kriteria sembuh dari kanker bisa dibilang cukup tinggi. Kanker bisa dikatakan sembuh jika sel -- sel tersebut benar -- benar sudah hilang dari tubuh dan hal tersebut sangat kecil kemungkinannya, mengingat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker yang begitu cepat.Â
Di masyarakat sudah banyak beredar pengobatan herbal yang dipercaya bisa untuk menyembuhkan kanker, tetapi hal ini ternyata tidak dianjurkan oleh dokter. Dokter tidak merekomendasikan pasien kanker, utamanya yang sedang menjalani pengobatan secara medis untuk mengonsumsi obat herbal. Banyak dari pasien kanker yang tidak berkonsultasi terlebih dulu kepada dokter yang menangani mengenai konsumsi obat herbal di luar pengobatan medis, alhasil dokter tidak bisa memperkirakan seberapa besar dosis yang dikonsumsi pasien. Selain itu, belum jelas pula efek samping yang dihasilkan dari mengonsumsi obat herbal. Berbeda dengan herbal, resep obat yang diberikan oleh dokter, termasuk dosisnya, telah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing dari pasien itu sendiri.Â
Mengkonsumsi obat herbal secara bersamaan dengan obat dokter dapat berpengaruh pada hasil perawatan pasien, yang besar kemungkinannya efek samping yang dihasilkan bisa lebih beresiko. Beberapa pengobatan secara medis yang bisa dilakukan oleh pasien penderita kanker, yaitu operasi, kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, terapi target, dan terapi hormonal. Masing -- masing dari pengobatan tersebut disesuaikan pada kebutuhan dan kondisi pasien.Â
Pengobatan secara medis adalah pilihan yang tepat saat ini, karena tingkat kebutuhan dan resiko yang akan dialami sudah diperkirakan oleh dokter pasien. Terlebih lagi perkembangan teknologi yang saat ini maju pesat, tidak menutup kemungkinan untuk menyembuhkan para penderita kanker dengan lebih canggih lagi dan tentu saja lebih cepat dan tepat.Â