Mohon tunggu...
Rizka AmaliaSalsabila
Rizka AmaliaSalsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hanya ingin berkreasi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pembaca terhanyut dalam emosi tokoh novel dompet ayah sepatu ibu

19 Desember 2024   22:02 Diperbarui: 19 Desember 2024   21:58 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Novel Dompet Ayah, Sepatu Ibu menghadirkan kisah yang begitu menyentuh hati, memadukan perjuangan, cinta, dan pengorbanan dalam sebuah keluarga. Melalui simbolisasi dompet sebagai representasi tanggung jawab ayah dan sepatu sebagai lambang perjalanan panjang ibu, cerita ini dengan cemerlang menggambarkan realitas kehidupan yang kompleks.  

Penulis berhasil menyajikan tokoh-tokoh dengan karakter emosional yang kuat, sehingga pembaca secara alami terhanyut dalam perasaan mereka. Ayah, dengan segala kelelahan fisik dan mentalnya, menjadi simbol pengorbanan tanpa henti demi keluarga. Setiap lembaran novel ini seolah membawa pembaca ikut merasakan beban berat yang ditanggungnya, dari tanggung jawab finansial hingga dilema-dilema moral yang harus ia hadapi.  

Di sisi lain, ibu tampil sebagai sosok penuh ketegaran yang menyimpan berbagai luka dan kegelisahan di balik senyum lembutnya. Melalui perjalanan hidupnya, pembaca dibawa untuk memahami makna pengorbanan dalam bentuk yang paling tulus. Bahkan, dialog sederhana antara ayah dan ibu mampu menyentuh relung hati pembaca, menyiratkan kedalaman cinta dan kesalingan yang menjadi fondasi keluarga mereka.  

Anak-anak dalam cerita ini juga memiliki peran yang penting. Melalui sudut pandang mereka, pembaca merasakan konflik batin yang nyata: antara rasa syukur, keinginan pribadi, dan harapan untuk membahagiakan orang tua. Ketidakseimbangan kecil dalam keluarga, seperti kesalahpahaman atau kebutuhan yang tidak terpenuhi, terasa begitu manusiawi, membuat pembaca semakin terhubung dengan cerita.  

Penulis menggunakan bahasa yang puitis namun tetap mudah dipahami, sehingga setiap adegan terasa hidup. Pembaca seolah diajak masuk ke dalam kehidupan para tokoh, menyaksikan secara langsung perjuangan, harapan, dan air mata mereka. Alur cerita yang realistis ini menjadikan pembaca tidak hanya memahami karakter, tetapi juga merefleksikan kehidupan mereka sendiri.  

Dompet Ayah, Sepatu Ibu bukan sekadar cerita fiksi; ia adalah potret kehidupan yang menggugah hati. Emosi yang dibangun dalam cerita ini mampu membuat pembaca terhanyut hingga halaman terakhir, meninggalkan kesan mendalam tentang pentingnya keluarga, cinta, dan pengorbanan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun