Mohon tunggu...
Novi Rizka Ameliya
Novi Rizka Ameliya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pendidikan Bahasa Arab UIN MALANG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perkembangan sosial-emosi masa tengah-akhir

25 Mei 2015   07:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:38 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Keluarga Cinta

Namanya cinta gadis kecil yang imut dan cantik jelita dengan mata yang indah. Begitu baik sifatnya. Ia sangat senang untuk mengunjungi panti asuhan dan pesantren bersama bibinya. Ia sekarang menempuh pendidikan di bangku SD. Sejak kecil ibunya sudah meninggalkanya, ia hanya tinggal dengan bibi dan ayahnya. Setelah beberapa tahun hidup sendiri, ayahnya menikah lagi dengan seorang janda beranak dua. Setelah menikah, istri dari ayahnya tinggal bersama cinta begitu juga anak dari istri baru ayahnya. Waktu terus berjalan, cinta memerlukan proses yang panjang untuk bisa menerima keluarga tirinya tersebut. Ibu tirinya mungkin tidak sebaik dengan ibu kandungnya.

Cinta selalu di pandang baik di mata orang lain dan dia juga tidak pernah menyakiti orang lain apalagi berlaku kasar dan buruk pada orang lain. Tetapi terkadang ia bisa bersikap buruk dan kasar jika sudah berhadapan dengan keluarga tirinya tersebut terutama pada dua saudara tirinya, gadis dan jelita yang memilki umur tidak jauh beda dengan cinta yang memiliki sifat kurang baik dan tidak menyenangkan.

Ia sering merenung sendiri, terkadang ia berfikir bahwa kasih sayang yang ia rasakan adalah dari bibinya tidak dari ayah kandungnya dan ibu tirinya. Memang, setelah ayah cinta menikah lagi kasih sayang ayanhnya terhadap cinta telah berubah, sekarang ada dua saudara tirinya yang juga membutuhkan kasih sayang dari ayah cinta. Terkadang cinta juga mengalami masalah dengan kedua saudara tirinya, masalah padahal sepele tapi karena kedua saudara tirinya tidak suka terhadap cinta maka masalahnya di besar-besarkan sehingga membuat ayah dan ibu tirinya ikut untuk melerai, jika ayahnya melerai cinta hanya diam dan mendegarkan omelah dari ayahnya, selalu cinta yang kena marah ayahnya jika ktiga saudara tersebut bermasalah, padahal masalah itu bukan dari cinta yang membuat gara-gara. Ia merasa seperti bukan anak ayahnya lagi.

Ia sering mendengar anak-anak di sekolahnya yang selalu bercerita tentang keluarganya, tentang ibu dan ayah kandungnya. Cinta merasa iri dengan teman-temanya karena mereka bisa merasakan bahagianya hidup bersama keluarga kandunganya, sedangkan cinta tidak. Terkadang cinta menangis jika membayangkan ibu kandungnya yang sudah meninggal, ia ingin bertemu ibunya, ingin memeluk ibunya, ingin merasakan kasig sayang dari ibu kandunya. Jika cinta sedang rindu dengan ibunya pasti bibinya lah yang menenangkannya. Bagi cinta bibinya adalah seseorang yang berarti di hidupnya. Begitulah kehidupan cinta dalam kesehariannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun