Mohon tunggu...
Rizka A. Hi. Djuredje
Rizka A. Hi. Djuredje Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Rizka A. Hi. Djuredje merupakan mahasiswi dari Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kampus Mengajar adalah Peluang dan Solusi bagi Dunia Pendidikan

11 Agustus 2021   11:00 Diperbarui: 11 Agustus 2021   11:20 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Wahda Kab. Tolitoli, Sulawesi Tengah/Dokpri

Pandemi Covid-19 belum kunjung usai di negara ini. Kondisi inilah yang mengharuskan para pengemban kebijakan pendidikan agar dapat menyesuaikan diri dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Situasi pandemi inilah yang menjadikan tantangan dunia muncul lebih berat khususnya pada dunia pendidikan. Namun, tantangan ini dapat menjadi kesempatan besar bagi semuanya untuk mengembangkan kreativitas terhadap pembelajaran, pengelolaan administrasi maupun penggunaan teknologi. 

Adanya permasalahan-permasalahan yang muncul membuat pemerintah memberikan solusi terbaik dalam memecahkan masalah ini. Solusi yang ditawarkan melahirkan sebuah kebijakan pendidikan yang di mana dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan tetap efektif dijalankan menyesuaikan dengan kondisi pandemi ini. Salah satu bentuk penyesuaian ini adalah Program Kampus Mengajar-Merdeka Belajar. 

Kebijakan itu tentunya berdampak baik bagi proses pembelajaran. Program ini dilaksanakan selama 3 bulan di mulai dari tanggal 22 Maret sampai 26 Juni 2021 yang diikuti oleh 15.000 lebih mahasiswa dari berbagai Universitas yang ada di Indonesia. Kampus mengajar ini adalah salah satu program yang memiliki peluang besar untuk mahasiswa berpartisipasi dalam membantu para siswa, berkolaborasi dengan guru, mengembangkan diri, dan belajar. Program ini dikhususkan pada sekolah yang berada di daerah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan).

Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Wahda (SDS IT AL-Wahda) terletak di kelurahan Baru, Kecamatan Baolan, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah adalah salah satu target dari Program Kampus Mengajar. Saya merupakan Mahasiswi dari Universitas Ahmad Dahlan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia terpilih sebagai salah satu mahasiswi yang mendapat tugas mengemban misi dan visi dari kampus mengajar untuk dapat membantu sekolah, berkolaborasi dengan guru, dan membantu para siswa dalam proses pembelajaran di SDS IT AL-WAHDA. Kontribusi yang saya paling banyak saya lakukan pada bidang administrasi sekolah dikarenakan tenaga kerja pada bidang tersebut terbilang sangat kurang sehingga saya hadir dan ditugaskan dapat memberi solusi dan bantuan selama kegiatan berlangsung. Pada bidang ini saya melakukan kegiatan seperti mengelola kerasipan data, membuat proposal pembangunan, membantu pengetikkan surat-surat dan daftar riwayat, membuat rapor, menginput nilai dan lain sebagainya. Tidak hanya itu saja, peran saya juga untuk membantu dan mengajarkan guru-guru yang mengalami banyak kesulitan dalam mengoperasikan laptop, komputer, printer, dan lainnya. Serta kegiatan mengajar pun saya lakukan dengan menerapkan sistem pembelajaran Daring dan Luring. Kegiatan mengajar yang saya lakukan pada kelas IV mata pelajaran Tematik dan Matematika.

Aktivitas pembelajaran dengan sistem Luring/Dokpri
Aktivitas pembelajaran dengan sistem Luring/Dokpri

Dalam melakukan kegiatan Program Kampus Mengajar ini, tentunya ada masalah-masalah yang dihadapi seperti halnya pada sistem pembelajaran pada masa pandemi ini, tidak semua siswa mempunyai fasilitas seperti gawai atau laptop, dan tidak semua siswa mempunyai motivasi dan prestasi yang sama. Oleh karena itu, saya dan guru-guru lainnya mengatasi hal ini yaitu dengan mengatur waktu dan sistem pembelajaran yang harus diterapkan pada setiap mata pelajaran dan kondisi siswa untuk memberikan sistem pembelajaran luring dan daring agar mempermudah proses pembelajaran di masa pandemik Covid-19 ini. Pada proses pembelajaran yang saya terapkan tidak hanya pada metode ceramah saja tetapi saya mengajar dengan teknik belajar sambil bermain. Belajar sambil bermain yang saya terapkan berupa permainan "Lakukan yang Guru Katakan". Permainan ini dilakukan dengan cara mengikuti instruksi dari saya dengan mengatakan beberapa aba-aba seperti "pegang pipi", "pegang jidat", "pegang mata" dan lainnya. Kemudian, saya menjebak siswa dengan memegang bagian yang tidak sesuai dengan perintah. Permain selanjutnya yang saya terapkan yaitu game tebak kata, di mana anak pertama memperagakan kata yang telah saya pilih yang kemudian anak kedua akan menebak kata dari gerakan anak pertama. Hal ini dilakukan agar siswa dapat menambah keterampilannya dalam berpikir kritis, kolaborasi, dan sportivitas siswa. Dengan adanya Program Kampus Mengajar, diharapkan ini dapat memberi manfaat dan solusi-solusi dalam permasalahan pendidikan khususnya pada daerah 3T.

(Rizka A. Hi. Djuredje, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun