Mohon tunggu...
Rizka NurRamdhiani
Rizka NurRamdhiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

menyukai semua yang berbau seni

Selanjutnya

Tutup

Seni

Pengalaman Membatik di Sanggar Batik Cikadu, Tanjung Lesung

24 Juni 2024   08:55 Diperbarui: 24 Juni 2024   09:08 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) belajar membuat batik tulis di sanggar Batik Cikadu./dokpri

Tanjung Lesung, sebuah kawasan wisata yang terkenal dengan keindahan alamnya, kini juga dikenal sebagai pusat seni dan budaya berkat Sanggar Batik Cikadu. Sanggar ini menawarkan pengalaman unik bagi para wisatawan untuk belajar membatik langsung dari para ahli.

Sanggar Batik Cikadu didirikan oleh sekelompok seniman lokal di Kampung Cikadu Indah, Desa Tanjungjaya, dengan tujuan melestarikan dan mengembangkan seni batik khas daerah. Sanggar ini telah menjadi pusat kegiatan seni, tempat di mana tradisi bertemu dengan inovasi.

Salah satu program unggulan dari Sanggar Batik Cikadu adalah kelas belajar membatik yang terbuka untuk umum. Dalam program ini, peserta diajak untuk mempelajari proses pembuatan batik dari awal hingga akhir, mulai dari merancang motif, mencanting, hingga mewarnai kain. Program ini dirancang untuk semua kalangan, baik anak-anak maupun dewasa, dan tidak memerlukan pengalaman sebelumnya.

Pada sebuah kunjungan baru-baru ini, peserta kelas membatik mengungkapkan antusiasmenya. "Ini adalah pengalaman yang luar biasa! Saya belajar banyak tentang proses membatik dan betapa rumitnya membuat sehelai kain batik," ujar Clarista, salah satu peserta. Dia mengungkapkan bahwa kegiatan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendidik dan memberikan wawasan baru tentang budaya lokal.

Hasil karya batik tulis dari mahasiswa UPI sebelum diberi warna./dokpri
Hasil karya batik tulis dari mahasiswa UPI sebelum diberi warna./dokpri

Para pengajar di Sanggar Batik Cikadu menggunakan pendekatan yang interaktif dan praktis. Setiap peserta diberikan alat membatik dan bahan yang dibutuhkan, serta panduan langkah demi langkah dari pengrajin berpengalaman. "Kami ingin peserta tidak hanya belajar teknik membatik, tetapi juga merasakan kecintaan dan dedikasi yang kami miliki terhadap seni ini," kata teh Neng, salah satu pengrajin di sanggar.

Program belajar membatik di Sanggar Batik Cikadu memberikan dampak positif bagi peserta dan komunitas lokal. Bagi peserta, ini adalah kesempatan untuk mengembangkan keterampilan baru dan menghargai warisan budaya Indonesia. Sementara bagi komunitas lokal, kegiatan ini membantu mempromosikan produk batik Cikadu dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya.

Pengalaman belajar membatik di Sanggar Batik Cikadu adalah salah satu cara terbaik untuk menyelami kekayaan budaya Indonesia. Melalui program ini, Sanggar Batik Cikadu tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk terus mencintai dan mengembangkan seni batik. "Kami berharap lebih banyak orang akan datang dan belajar di sini, sehingga seni batik khas Cikadu bisa terus hidup dan berkembang," tutup teh Neng.

Dengan program-program seperti belajar membatik, Sanggar Batik Cikadu berhasil menghubungkan masa lalu dengan masa kini, menjadikan seni batik sebagai bagian penting dari identitas budaya lokal yang terus hidup dan berkembang di Tanjung Lesung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun