Pembaca Kompasiana ada nggak ya yang sedang bingung daftar kerja tapi nggak keterima-terima?
Aku adalah seorang Programmer di sebuah perusahaan, seorang mobile developer yang mengerjakan pekerjaan membuat Applikasi untuk smartphone Android maupun iPhone. Walaupun sudah berumur 31 tahun, tapi pengalamanku menjadi programmer profesional barulah sekitar 3 tahun saja kok.
Tapi yang lebih menarik adalah caraku mendapatkan pekerjaan sebagai Programmer. Jadi setelah hampir 4 tahun berjualan online, menjadi online seller yang pas-pas san, duit ada tapi tidak banyak, ilmu tidak pernah di upgrade, dan selalu dimarahin orang tua karena kelihatan nganggur(hehe) padahal jualan dari senin-sampe minggu, dari pukul 07.00 pagi sampe pukul 02.00 pagi. Tapi untuk orang tua tetep aja disebut nganggur.
Karena merasa karirku sebagai online seller stuck disitu saja, merasa impian dan doa orang tua tidak berada dijalur yang sama, jadilah aku memutuskan untuk bekerja lagi. Tapi tentu aku hanya ingin mengerjakan pekerjaan yang cukup keren, yang kalau bertemu teman aku tidak merasa insecure. Maka aku ingin jadi Programmer nih.
Tentu bukan hal yang mudah, karena sudah hampir 4 tahun lebih tidak pernah lagi "ngoding". Bahkan dulu saat ngoding modalnya juga hanya copas saja dari google, stackoverflow dan lain-lain. Nekat deh aku daftar kerja jadi programmer, karena aku lulusan IT profilku cukup menarik untuk dipanggil interview. Kemudian ditest secara langsung, dan gagal total.
Bukannya kena mental, aku nggak terima, jadi di rumah aku belajar total selama sebulan, dan tidak mau diganggu. Meskipun belajar sebulan, tentu yang kupelajari hanyalah beberapa logic dasar seperti, if else, for loop(for loop saja butuh seminggu untuk paham), lalu mencoba belajar algoritma searching dan sorting, dua logic dasar ini benar-benar sangat penting untuk dipelajari programmer pemula. Sangat beruntung aku mempelajarinya.
Setelah sebulan, aku coba daftar lagi tuh, di perusahaan yang berbeda tentunya. Boom, test online pertama selama 2 jam, soalnya adalah variasi dari algoritma Searching dan Sorting. Luar biasa lolos tahap pertama. Tapi, di tahap kedua benar-benar mental! Diminta untuk membuat project sederhana selama 8 jam. Tapi untuk install laravel di laptop saja setengah hari belum kelar.(Karena laptopku tidak support untuk membuat app mobile, jadi aku memilih test project menggunakan laravel.)
Menyerah tapi tidak menyerah, aku bilang ke perusahaan itu, kalau aku bahkan gagal menginstall laravel, jujur dan kemudian mohon maaf. Dan disinilah triknya, tidak menyerah bahkan setelah kalah. "Mohon maaf pak, untuk saat ini aku belum mampu mengerjakan, apakah boleh saya belajar lagi selama satu bulan, dan mencoba mengerjakan kembali?" Trik tambahan nih, "atau kalau boleh, boleh tidak saya ikut belajar disitu, terserah diberi kerjaan apapun asal boleh ikut belajar, untuk gaji asal bisa makan saja nggak masalah."
Bukannya ditolak karena menyerah, pak Bos langsung telfon saya untuk bisa langsung datang ke kantor esok harinya. Dapet kontrak langsung dua tahun 1 bulan, 1 bulan pertama buat belajar."
Memang betul selama 3 bulan awal kepalaku tidak pernah berhenti sakit, ngilu, panas dingin, tapi setahun kemudian, aku sudah mampu catch up dengan teman-teman lainnya. Jadi untuk teman-teman yang sedang bingung karena lamarannya belum diterima-terima, bisa coba trik saya. Karena menurutku, lebih dari uang, yang kita butuhkan pertama adalah ilmu. Di awal, aku tidak perduli berapapun uang yang kudapatkan asal bisa makan dan tempat tidur yang nyaman dan sehat. Aku benar-benar bekerja hanya untuk mendapatkan ilmu saja saat itu.
Mengutip kata-katanya Robert Kiyosaki, "Jangan hanya mengejar uang ketika bekerja namun bekerjalah untuk belajar dan menambah pengetahuan."