Mohon tunggu...
Rizka Utami Rahmi
Rizka Utami Rahmi Mohon Tunggu... Freelancer - Mom of two and happy wife

I'm a writer

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Terlalu Banyak Menonton Film Romantis, Bisa Membuat Remaja Jadi Halu

31 Januari 2023   18:50 Diperbarui: 31 Januari 2023   18:54 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tayangan televisi dan aplikasi streaming semakin banyak menawarkan suguhan acara dan film yang menarik. Jika dahulu film-film bagus hanya bisa dilihat di bioskop, namun sekarang kehadirannya menjadi jauh lebih mudah karena bisa diakses melalui smartphone saja.

Sebagai orang dewasa yang sudah cukup matang dalam berpikir, tentu sah-sah saja jika melihat tayangan film luar yang biasanya banyak mempertontonkan adegan kekerasan atau sensualisme.

Anak-anak remaja yang belum cukup matang dalam berpikir terkadang kerap menonton film yang tidak sesuai dengan usianya.

Banyak sekali tontonan dari Disney atau rumah produksi yang biasanya menyajikan film anak-anak namun pada kenyataannya kerap menyelipkan unsur kekerasan atau sensualisme di dalamnya. 

Lalu apa saja dampak yang timbul jika anak menonton film bergenre romantis?

Nyatanya tidak sedikit dampak negatif yang ditimbulkan, mengutip dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Banten (BPBM Banten), dampak film romantis pada remaja dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:

  • Anak menjadi kerap dibayang-bayangi oleh karakter yang hebat, bisa menjadi karakter yang cantik bagi para wanita, ataupun menjadi karakter yang gagah serta tampan bagi sang pria. 
  • Film romantis juga kerap menjadikan anak bermimpi memiliki kisah percintaan seindah film namun tidak mengindahkan norma-norma kesusilaan dan jauh dari budaya timur yang kita anut. 
  • Tidak sedikit dari anak remaja tersebut yang merasa bahwa kehidupan ideal adalah laki-laki dan perempuan dengan penampilan sempurna, memiliki kisah hidup yang menarik, kekayaan yang melimpah, serta pergaulan yang baik.

Selalu membayangkan kehidupan sempurna bisa membentuk kesehatan mental yang buruk pada anak remaja, imbasnya mereka selalu membandingkan antara kehidupan di film dengan kenyataan yang harus mereka hadapi.

Oleh karena itu, untuk menuntun anak remaja yang masih sangat labil dalam bertindak, diperlukan peran serta orang tua dalam membimbing dan menyaring segala bentuk tontonan yang ditonton oleh sang anak.

Tawarkan acara bermutu lain yang bisa dinikmati secara aman untuk anak Anda. Jangan lupa untuk selalu melihat rating acara yang ditonton, apakah bisa semua umur (SU), bimbingan orang tua (BO) atau dewasa (D).

Semoga dengan segala upaya yang dilakukan orang tua untuk membatasi dan mengawasi segala bentuk tontonan sang anak, bisa menjadikan psikologis anak menjadi lebih sehat.

Source:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun