Kepribadian sensitif (peka) ini adalah orang yang mampu mengenali serta menyadari orang lain serta lingkungan di sekelilingnya. Dia adalah orang yang suka melakukan intropeksi diri, sangat peka terhadap suasana jiwanya dan saat-saat kesendiriannya, perasaan dan pikirannya. Selain itu dia juga mudah merasakan suasana jiwa, perasaan, dan pikiran orang lain, dan pada waktu bersamaan, dia bersifat ingin tahu dan mengamati segala sesuatu di dunia ini dengan sangat tajam.
Semakin sehat kepribadian ini, maka semakin baik ia menggunakan kualitas dirinya untuk keuntungannya sendiri dan kepentingan orang lain. Mereka yang berada disekitarnya, mencatat bahwa kepribadian ini adalah seorang yang jujur, ramah, dan menghargai perasaan orang lain. Tapi dia cenderung rendah hati, pemalu, dan skeptis terhadap pujian-pujian yang diberikan kepadanya, sehingga mungkin dia tidak terlalu menonjol diantara kepribadian lainnya.
Kepribadian ini bekerja dengan sangat baik terhadap profesi yang menggunakan kekuatannya dalam merencanakan, mengorganisasi, dan memecahkan persoalan secara kreatif. Oleh karena itu, dia bekerja dalam riset, permesinan, bidang-bidang ilmiah, pengawasan komersial, pengurus olahraga, pengajar, hukum, dan pelaksanaan hukum. Kepribadian ini tidak akan menjadi pekerja yang hanya memberi sedikit kesempatan kepadanya untuk mengembangkan rasa ingin tahunya, kreativitasnya, dan pengorganisasiannya.
1. Masa Kanak-kanak
Serangkaian sifat yang menjadi ciri khas kepribadian ini menampakkan diri secara perlahan-lahan pada masa kanak-kanak. Dia mungkin sering sakit perut karena tubuhnya menolak makanan yang dimakannya. Dia mungkin lebih mudah terserang penyakit karena perubahan cuaca. Dia mungkin lebih menyukai pasta gigi rasa buah dibanding mint karena rasa mint yang tajam untuk dirasakan lidahnya. Dia mungkin lebih nyaman tidur dengan lampu terang, dibanding berada dalam kegelapan.
Anak dengan kepribadian ini memberikan dan menerima kasih sayang secara mudah, sekalipun ketika berusia satu hingga dua tahun, dia adalah anak yang lengket hanya kepada salah satu dari orang tuanya saja. Dia cenderung memberikan reaksi yang tanggap kepada orang tuanya yang sedang bersedih. Dia bisa duduk menempel kepada mereka tanpa mengucapkan sepatah katapun sebagai wujud kepeduliannya. Semangat dan kesadarannya yang besar untuk belajar mengenai perasaan orang lain, menyebabkan orang tua dan para anggota keluarga melukiskan dia sebagai "anak yang pintar melebihi usianya". Anak dengan kepribadian ini menikmati saat-saat dia menjadi pusat perhatian orang tuanya. Karena sifatnya yang mudah khawatir, anak ini cenderung mengucapkan kekhawatirannya mengenai apa yang tidak disukainya sebelum hal itu dialaminya. Dia senang disayangi dan dicintai. Anak ini yakin bahwa dia dikelilingi oleh orang-orang yang baik dan murah hati, bahwa dunianya adalah dunia yang tenteram dan penuh damai dan bahwa dia adalah anak yang memikat.
Ikatan antara anak kepribadian ini dengan orang tuanya tampak tumbuh semakin kuat pada rentang usia 7-8 tahun. Ia peka terhadap perasaan dan suasana jiwa orang tuanya. Dia juga cepat menangkap perhatiannya terhadap musik, buku, dan atau olahraga. Dia mungkin mengeluh manakala ayahnya tidak tertarik atau terlalu untuk bermain bola dengannya. Anak ini juga sensitif dalam reaksinya terhadap kecelakaan, luka-luka, atau memar saat bermain sepak bola. Dia mungkin tidak akan melakukan pukulan smash pada voli setelah lengannya terkilir.
Pada permulaan sekolah, bukanlah suatu persoalan yang serius, kecuali bila dia mendapat pengalaman yang buruk. Dia bisa bergaul dengan anak-anak lainnya sekalipun terlihat lebih pemalu. Kadangkala dia nampak keras kepala sekalipun tidak mudah menunjukkan kemarahannya. Dia tidak tampak terlalu agresif. Saat teman-temannya memukulnya, dia tidak akan memukul kembali. Dia mungkin hanya menangis keras sehingga orang yang lebih dewasa harus turun tangan membantunya. Jika hal ini terjadi, anak ini mungkin lebih memilih lari ke rumah daripada mencari bantuan yang ada di tempat.
Bagi anak ini, sekolah merupakan tempat menyalurkan rasa ingin tahunya mengenai apa yang terjadi di sekelilingnya serta kemampuannya untuk berorganisasi dan membuat rencana yang bagus. Adakalanya dia lebih tertarik kepada guru yang menunjukkan perhatian kepadanya, yang menghargainya secara jujur, dan seseorang yang sanggup menimbulkan kepercayaan dalam hubungannya dengan anak itu dan teman-teman lainnya sesama murid. Dengan senang hati dia akan mengingat guru itu dengan kasih sayang selama hidupnya. Dia mungkin akan tertekan bila guru yang disukainya itu meninggalkannya. Dunianya serasa akan hancur berkeping-keping.
Sebagai orang tua, waspadalah untuk tidak berlaku berlebihan dalam menaruh perhatian. Jangan menganggap anak ini adalah kerang yang tertutup. Anak ini bukanlah kerang. Dia adalah anak sensitif dan pemalu. Tunggulah adanya celah yang membuka sendiri dan tanggapilah inisiatif si anak. Bila anak ini hendak membuka diri, anda harus siap sedia di tempat, tetapi jangan terlalu tergesa-gesa, atau dia malah masuk ke dalam lagi, jika anda berusaha menerobosnya.
Dia perlu belajar menilai sikapnya sendiri. Anak itu membutuhkan pengalaman berkomunikasi, kesempatan, dan dorongan untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan sikap-sikapnya. Dia perlu mengetahui bahwa dia mempunyai otak yang cerdas. Ini akan sangat membantunya untuk mendapatkan dorongan dan memanfaatkan bakat-bakat yang ada pada dirinya.
2. Masa Remaja
Kepribadian ini yang tumbuh melalui masa kanak-kanak, tanpa mengembangkan perasaan tidak percaya diri atau penolakan, biasanya biasanya disukai atau diterima dengan baik, terutama bila yang bersangkutan ikut gotong royong dalam proyek dan usaha kelompok. Namun bila terlalu pemalu, anak "sensitif" ini punya banyak alasan untuk tidak ikut berpartisipasi, penuh ketakutan membuat kesalahan, dan merasa bersalah jika ada proyek-proyek yang gagal.
Setiap tingkat usia, anak ini memasuki persahabatan dengan sangat lambat. Seorang wanita dengan kepribadian ini, waktu tidak menyukai sekolah, sampai ketika SMP dia lebih banyak bergaul keluar dan mendapatkan dirinya bisa diterima teman-temannya. Penerimaan oleh teman-teman sebaya di masa remaja, membuat remaja dengan kepribadian ini merasa tidak enak jika dia tidak bisa menyesuaikan diri dengan gaya, cara, dan kebiasaan remaja yang berlaku pada masa itu. Dia demikian sibuk dalam usahanya agar bisa diterima oleh lingkungan teman seusianya. Jika celana jeans ketat menjadi mode saat itu, anak ini ingin memakainya sekalipun dia harus gatal-gatal. Jika tubuh sispack menjadi mode, maka pemuda ini rela berlatih membentuk otot-otot tubuhnya, sekalipun dia lebih senang membaca buku di rumah.
Usaha-usaha untuk menjadi bagian dari kelompok seusianya adalah hal yang bagus, karena mendorong remaja ini untuk keluar dari kepasifannya atau hanya berdiri menjadi penonton saja. Jika segala sesuatunya berjalan baik, maka kepercayaan diri remaja ini akan tumbuh dengan sendirinya. Orang tua hanyalah sebagai penonton yang membiarkan dia melakukan hal-hal yang disenanginya, tanpa perlu membatasi kebebasannya.
3. Masa Dewasa
Kepribadian yang peka ini begitu berhati-hati dalam segala hubungannya. Dia cenderung berkencan dengan lebih sedikit pasangan dibanding mereka dengan kepribadian lainnya. Dia condong tertarik kepada lawan jenisnya yang bersifat hangat, ramah tamah, dan bersahabat. Dia merasa paling cocok dengan seseorang yang periang dan menyenangkan, tetapi cukup serius menghadapi hidup ini. Suatu senyuman merupakan pertanda keterbukaan dan persahabatan.
Dia tidak berkompetisi dengan pasangannya, tapi malah membantu pasangan hidupnya itu untuk bisa beramah tamah dan spontan. Sebaliknya, pasangannya menghargai keramahtamahan dan kepekaannya terhadap kebutuhan dan perasaan teman hidupnya.
Ya, secara garis besar, kepribadian ini adalah orang yang lemah lembut, ramah, cenderung pemalu, tajam mengamati segala sesuatu yang ada di sekelilingnya, dan senang membantu memenuhi kebutuhan orang lain. Dia berpedoman kepada prinsip hidup bahwa tiada yang lebih penting selain perdamaian. Dia suka bekerja dalam posisi yang memanfaatkan keterampilannya dalam mengamati, mengorganisasi, dan merencanakan bidang-bidang yang memungkinkannya untuk menjadi produktif. Dia dengan perlahan membuat pertemanan dan cenderung membatasi pertemanannya, tapi dengan setia, dia percaya pada temannya tersebut. Dia selalu menghendaki kehidupan yang damai, dimana dia, keluarganya, dan teman-temannya dapat menikmatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H