Gagal jantung merupakan penyakit kronis yang memerlukan perawatan jangka panjang. Kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung di dunia terus meningkat. Pasien dengan gagal jantung sering kembali di rawat di rumah sakit dalam kurun waktu 6 bulan. Hal ini tentu saja menyebabkan peningkatan biaya, meningkatkan resiko terjadinya penyakit infeksi yang diperoleh karena lamanya hari rawat di rumah sakit, berkurangnya harapan hidup dan kualitas hidup.
Meningkatnya prevelensi penyakit jantung di Indonesia tentu harus mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak termasuk perawat, hal ini dikarenakan penyakit jantung merupakan suatu penyakit kronis yang memerlukan perawatan jangka panjang. Pengontrolan yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien dengan penyakit jantung.
Perkembangan teknologi saat ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan manajemen panyakit jantung. Salah satu pengembangan teknologi dalam bidang keperawatan yaitu telemonitoring. Telemonitoring memungkinkan pengontrolan status kesehatan (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, pertanyaan mengenai tanda dan gejala) pasien dari rumah yang dapatdilakukan secara mandiri oleh pasien, setelah data terkirim pasien memperoleh informasi dari berbagai tim kesehatan untuk meningkatkan status kesehatannya.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa peranan telemonitoring pada pasien gagal jantung yang memerlukan pegontrolan status kesehatan secara terus menerus sangat dirasakan manfaatnya. Penerapan telemonitoring dapat memantau status kesehatan dari rumah dan pasien didorong untuk dapat mandiri (self care). Program yang ditawarkan memungkinkan pemeriksaan tekanan darah, nadi, saturasi oksigen darah, pernapasan, berat badan dan suhu menggunaan ponsel pintar Personal Digital Assistant (PDA) yang dilakukan sendiri oleh pasien ataupun keluarga setiap hari rumahnya. Selain pemeriksaan status kesehatan klinis pasien juga diberikan beberapa pertanyaan terkait dengan tanda dan gejala yang dialami pasien. Kemudian semua data disimpan pada platform berbasis web dan dapat diakses oleh tenaga profesional kesehatan Feed back akan diberikan kepada pasien setelah data-data dianalisa oleh tim kesehatan profesional termasuk perawat yang dikirim kembali ke  ponsel pasien. Peringatan pribadi ditetapkan untuk setiap pasien, dengan pesan-pesan yang dikirim langsung ke ponsel PDA pasien. Jika terdapat nilai yang meningkat maka tenaga profesional akan mengirimkan peringatan-peringatan kepada pasien.
Perawat spesialis medikal bedah berperan dalam mengidentifikasi dan merujuk pasien dengan gagal jantung untuk menggunakan telemonitoring. Potensi pengembangan teknologi ini memungkinkan perawatan berkelanjutan pada pasien penyakit kronis dan dapat menjangkau pasien tanpa batas geografis. Penggunaanteknologi ini dapat mengurangi angka kejadian pasien kembali kerumah sakit, penurunann biaya kesehatan, meningkatan keperawatan madiri pasien dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup pasien dengan gagal jantung.
Telemonitoring saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata. Keuntungan telemonitoring dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat (terutama di negara maju), mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah pasien di rumah sakit, serta mencegah infeksi nosokomial. Hal ini tentu saja diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien gagal jantung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H