Mohon tunggu...
Riziq syihab
Riziq syihab Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

MEA dan Kependudukan Indonesia

14 Desember 2015   03:38 Diperbarui: 14 Desember 2015   03:51 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelemahan ekonomi global, tumbangnya moneter dan sistem valas di berbagai negara didunia telah menciptakan berbagai masalah global yang bersifat multidimensional. Pelemahan tersebut juga berdampak ke berbagai negara di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia

Pasar mata uang adalah salah satu sektor yang paling merasakan dampak pelemahan ekonomi global. Didalam negeri sendiri,nilai tukar rupiah telah merosot hingga 13.914 rupiah perdollar amerika. Depresiasi nilai mata uang tersebut akan berdampak kepada berbagai sektor perekonomian dan pembangunan yang diperkirakan akan mengalami perlambatan. Hal ini dikatakan Prof. Dr. Hal Hill dari Crawford School of Public Policy, Australian National University perihal ekonomi dan kependudukan di Indonesia.

Pelemahan ekonomi global sangat perlu untuk terus dikaji dan diteliti dampaknya untuk ASEAN dan juga Indonesia apalagi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan segera dimulai pada tahun 2016 yang hanya tinggal menghitung hari.

“Sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat dunia, Indonesia perlu merumuskan kebijakan dan strategi yang tepat. Di bidang kependudukan harus ada perombakan agar dapat bersaing dengan negara-negara lain,” jelas Hill 

Sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat didunia,Indonesia harus merumuskan kebijakan dan strategi yang tepat. Karena dengan aset penduduk yang sebesar itu bisa menjadi sebuah potensi yang luar biasa bagi Indonesia jika telah di kelola dengan sangat optimal. Namun sebaliknya, jika tidak dilakukan pengelolaan yang baik terhadap aset kependudukan tersebut justru akan terjadi kekacauan yang tentu sangat tidak diharapkan. Oleh sebab itu Indonesia perlu merumuskan kebijakan dan strategi yang tepat di bidang kependudukan agar dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.  

Pembangunan dalam bidang kependudukan merupakan salah satu isu strategis nasional karena penduduk merupakan aset penting pembangunan yang harus didayagunakan. Penduduk bisa menjadi beban pembangunan ketika kualitasnya tidak bisa dioptimalkan.

Sebagai salah satu isu strategis nasional, bidang kependudukan telah menjadi pembicaraan hangat belakangan ini,karena seperti yang telah disinggung sebelumnya, penduduk Indonesia adalah aset penting yang harus didayagunakan secara optimal, alih-alih menjadi beban karena kegagalan dalam pengelolaannya. 

“Perencanaan pembangunan berbasis kependudukan merupakan kebutuhan mendasar bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian serius untuk merumuskan strategi pembangunan yang mampu menyelesaikan berbagai isu kependudukan,” kata Hill.

Narasumber lain Prof. Dr. Chris Manning dari The Arndt-Corden Department of Economics, Australian National University mengatakan ada beberapa hal yang dapat dipelajari oleh negara-negara berkembang dari ASEAN. Pertama, kemampuan untuk mengelola industrialisasi yang berorientasi pada ekspor melalui investasi asing secara langsung

“Kedua, mampu mempertahankan manajemen ekonomi makro yang baik. Ketiga, memiliki ketahanan serta mampu pulih dari krisis yang mendalam. Keempat, mampu mengelola masa transisi dari bentuk pemerintahan otoriter ke pemerintahan demokratis dengan tetap menjaga pertumbuhan ekonomi,” jelas Chris.

Oleh sebab itu sangat diperlukan kesinergisan dalam optimalisasi pengelolaan kependudukan di Indonesia serta dalam hal pengelolaan ekonomi termasuk pengelolaan sumber daya alam,indutrialisasi,ekspor impor dan lain-lain di Indonesia apalagi sebentar lagi era Masyarakat Ekonomi ASEAN(MEA) akan segera dimulai,dimana Indonesia sudah sangat mencolok perbedaannya dengan negara-negara ASEAN lainnya dalam hal jumlah penduduk,selain dalam hal luas wilayah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun