Mohon tunggu...
Rizky Fauzi
Rizky Fauzi Mohon Tunggu... Dosen - Wakil Ketua III Bidang Kerjasama, Kemahasiswan dan Alumni STIKOM Inter Studi

Penulis Buku : What Next After Resign - 2018 Penulis Buku : The Good Founder - 2021 Penulis Buku : Membangun Komunikasi di Organisasi Kemahasiswaan - 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Realita Beragamnya Harga Mengenyam Pendidikan Di Indonesia

6 Juni 2022   21:32 Diperbarui: 6 Juni 2022   21:35 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemudahan akan akses pendidikan menjadi salah satu indikator kemajuan sebuah bangsa, semakin mudahnya masyarakat mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas, akan membantu meningkatkan pola fikir masyarakat semakin maju, meningkat pula kesempatan, peluang kerja, dan semakin terciptanya kemakmuran.

Salah satu contoh negara yang menerapkan kemudahan pendidikan pada saat ini adalah Turki, beberapa tahun belakang ini menjadi negara tujuan pendidikan dunia, perkembangan yang luar biasa dari sisi pendidikan ini menjadi faktor Turki beberapa tahun ini menjadi salah satu negara maju di Eropa, banyak kemajuan yang tercipta, baik dari sisi kesehatan, militer, fashion, perdagangan, ekonomi dan sosial.

Indonesia, saat ini untuk mendapatkan akses pendidikan masih sangat beragam, meski sekolah negeri sudah mulai berbenah, namun beberapa sekolah unggulan swasta, baik yang menerapkan boarding school, international school maupun sekolah berbasis agama masih sulit di jangkau masyarakat, mahalnya biaya pendidikan, seperti TK, SD, SMP dan SMA swasta harusnya jadi perhatian Pemerintah, bukan hanya sekolah-sekolah negeri saja. Adanya ambang atas dan bawah biaya pendidikan harusnya juga menjadi concern pemerintah selaku pembuat kebijakan, sehingga diharapkan meratanya kemudahan pendidikan yang didapatkan oleh masyarakat, baik yang memilih sekolah negeri maupun swasta.

Ya, memang benar sekolah-sekolah swasta tersebut, baik dengan penerapan boarding school, international school, maupun yang berbasis agama, tidak semuanya berbayar, ada juga yg gratis, baik dengan program CSR masing-masing sekolah, maupun beasiswa, namun presentase nya masih kecil, sehingga sangatlah terbatas untuk bisa masuk ke sekolah - sekolah tersebut.

Sama halnya seperti di sekolah dasar sampai sekolah menengah, di tingkat pendidikan tinggi atau universitas pun biaya pendidikan sangatlah tinggi, belum lagi test masuk yang sangatlah sulit, Masih terasa sekali eksklusiftas dan sulitnya masuk di kampus - kampus ternama itu sampai sekarang, dan juga perlakuan yang sama untuk kampus - kampus lainnya, sehingga tidak ada pembeda, semua bagus dan semua berkualitas, harusnya semua masyarakat di berikan kesempatan yang sama, dengan berbagai kemudahan yang ada, toh nanti di semester 2 atau 3 pun akan ada seleksi alam, jika memang mereka tidak mampu beradaptasi dan meningkatkan kemampuannya, yang penting ada kesempatan dulu, nah ini saja, untuk dapat kesempatan saja susah, bagaimana mereka bisa membuktikan kemampuan yang ada.

Paradigma ini perlu di pikiran bersama, baik oleh pemerintah, institusi pendidikan negeri maupun swasta, dan juga para pemerhati pendidikan, sehingga ada perubahan dan inovasi dalam bidang pendidikan yang ada di Indonesia, seehingga kita dapat mengejar ketertinggalan pendidikan kita dengan negara - negara yang ada di Asia.

Sejatinya merdeka belajar, bukan hanya pada saat mereka masuk untuk mengenyam pendidikan saja, tapi juga merdeka untuk memilih dimana mereka bisa mendapatkan pendidikan dengan kemudahan sebelum masuk untuk mengenyam pendidikan.

Karena merdeka belajar, menurut saya bukan hanya sebuah program, tapi sebuah tujuan mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan para anak-anak muda penerus bangsa, yang mampu melahirkan inovasi, prestasi dan juga mampu berkolaborasi dan bersaing, serta setara dengan bangsa lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun