Pertanyaan seperti ini kerap muncul di benak guru bahasa Inggris yang baru saja mengenal microlearning. Demikian pula dengan peserta pelatihan microlearning sesi kedua yang diselenggarakan oleh Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris (PMPBI), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Pelatihan lanjutan yang bertujuan untuk memperkenalkan microlearning kepada guru-guru bahasa Inggris di Agam Barat dan Timur ini telah dilaksanakan pada hari Jumat, 26 Agustus 2022 secara virtual. Adapun penggagas ide lokakarya ini adalah Prof. Dr. Ilza Mayuni, M.A. yang kemudian disambut hangat oleh kepala daerah Agam, Andrinaldi, AP, M.Si. Sebagai bentuk dukungan penuh pada kegiatan yang membangun kompetensi guru-guru bahasa Inggris di kedua wilayah Agam, keduanya pun turut hadir pada pelatihan sesi kedua ini dengan materi yang disampaikan oleh dua narasumber, yaitu Dr. Siti Drivoka Sulistyaningrum, M. Pd. dan Prof. Dr. Muchlas Suseno, M. Pd. Pelatihan yang merupakan bentuk nyata kerjasama MoU antara UNJ dan pemerintah daerah Agam serta MoA antara PMPBI dengan Kepala Bidang Pendidikan SMP ini juga dihadiri oleh dosen-dosen PMPBI di FBS, UNJ seperti Dr. Darmahusni, M.A., Dr. Sri Sumarni, M.Pd., Dr. Ratna Dewanti, M.Pd., dan Dr. Li. Rizdika Mardiana, M. Pd.
Materi pelatihan sesi kedua ini berjudul Designing Microlearning based English Speaking Lessons dan Game based learning in EFL classes. Kedua materi ini merupakan kelanjutan dari materi pelatihan sesi pertama yang disampaikan oleh Dr. Ifan Iskandar, M.Hum. berupa penjabaran secara umum definisi dari microlearning dan alasan mengapa microlearning merupakan solusi yang terbaik dalam pembelajaran di abad ke-21 ini.
Terkait dengan topic pertama dari pelatihan sesi kedua ini, materi yang disampaikan oleh ibu Dr. Siti Drivoka Sulistyaningrum, M. Pd. (Designing Microlearning based English Speaking Lessons) lebih menekankan kepada prinsip dan prosedur pengajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris, beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mengajarkan keterampilan berbicara, jenis-jenis keterampilan berbicara, aktifitas pembelajaran keterampilan berbicara di dalam kelas yang menyenangkan untuk siswa, dan bagaimana mendesain materi pembelajaran microlearning untuk membangun keterampilan berbicara siswa berdasarkan kurikulum yang sudah ada. Narasumber memperkenalkan beberapa tahap dalam mendesain materi microlearning untuk pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris. Tahapan-tahapan itu adalah memilih KI dan KD dari kurikulum yang ada, memilih dan menganalisa topik/fungsi/teks, menentukan dan menganalisa keterampilan dan aktifitas yang potensial untuk dikembangkan dari KD yang ada, mengklasifikasikan objek microlearning, dan menentukan metode instruksional dengan durasi dalam beberapa menit. Narasumber juga memberikan contoh penerapan dari tahapan-tahapan tersebut dengan menunjukkan bagaimana mengembangkan materi microlearning untuk siswa kelas 7 dengan tema numbers. Materi ini dilengkapi dengan sumber-sumber dan contoh aktifitas pembelajaran untuk keterampilan berbicara bahasa Inggris.
Guru-guru yang mengumpulkan tugas akan diberikan apresiasi dengan memuat hasil karya dan menyebutkan nama yang bersangkutan pada buku yang ditulis oleh Prof. Seno yang akan segera diterbitkan kembali. Selain itu, peserta pelatihan juga diminta untuk menilai dan mengevaluasi kesesuaian materi dengan kebutuhan guru-guru sebagai balikan yang dibutuhkan para dosen untuk meningkatkan kinerja.
Sedangkan materi yang disampaikan oleh Prof. Dr. Muchlas Suseno, M. Pd. (Game based learning in EFL classes) lebih menekankan kepada penggunaan permainan untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris. Ada empat pilihan aktifitas yang diajarkan untuk melatih keseimbangan berpikir bagi otak kanan dan kiri siswa serta melatih makro skill siswa dalam berpikir. Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta pelatihan diberikan tugas-tugas yang harus dikumpulkan kepada narasumber setelah pelatihan berakhir.Gambar-gambar di bawah ini memperlihatkan seriusnya guru-guru menyimak dan mengikuti pelatihan ini. Respon dari para guru pun baik dibuktikan dengan adanya salah satu guru menanyakan apakah materi microlearning bisa digunakan untuk materi yang lebih berat yaitu materi untuk siswa kelas 9 tentang narrative teks. Salah satu dosen, Dr. Sri Sumarni, M.Pd., menjawab pertanyaan tersebut dengan mengatakan bahwa dalam keterampilan berbicara khususnya monolog, guru dapat melatih siswa untuk bernarasi secara monolog dengan mengajarkan keterampilan membaca terlebih dahulu. Pembiasaan membaca keras secara monolog dapat memupuk keberanian siswa untuk menyampaikan cerita dalam keterampilan berbicara. Cara pengembangan materi ajar untuk keterampilan membaca akan disampaikan oleh ibu Sri di pelatihan yang selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H