Dengan maju secara bergantian, ustadz/ustadzah dituntut untuk mampu membimbing anak didiknya supaya bisa membaca halamannya dengan cepat, tepat, dan benar.Â
Disini terlihat bahwa semua anak sejak awal dituntut untuk bisa, semuanya dituntut untuk cepat, tepat, dan benar. Akan tetapi, terkadang ditemukan santri yang bermalas-malasan, maka santri ini akan tertinggal oleh teman-temannya yang rajin. Â
Berdasarkan hal itu, penulis mencoba menghubungkan praktik pendidikan tersebut dengan perspektif filsafat pendidikan. Menurut penulis metode ini selaras dengan aliran nativisme, dimana aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu sudah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa manusia sejak mereka lahir, pembawaan itulah yang menentukan hasil perkembangan masing-masing santri.
Nah, demikian pendapat yang dapat penulis sampaikan, berdasarkan uraian yang ada, maka dapat diambil kesimpulan Implementasi metode Qira'ati dalam pembelajaran Al-Qur'an di TPQ dalam perspektif filsafat pendidikan berjalan dengan baik dan lancar.
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H