- Lounge (SilverKris milik Singapore Airlines): 4/5
- Kabin: 2/5
- Servis: 4/5
- Makanan dan minuman: 4.5/5
Sisi positif:
- Makanan yang lezat di pesawat
- Harga yang cukup terjangkau
Sisi negatif:
- Kursi pesawat tidak senyaman kursi di kelas bisnis milik maskapai-maskapai lainnya
- Servis yang kurang konsisten
- Susah menggunakan entertainment system yang berupa tablet ketika makan
Penerbangan ini adalah Virgin Australia VA35 dari Sydney, Australia ke Denpasar, Indonesia. Penerbangan dijadwalkan untuk meninggalkan Sydney jam 11:45 siang dan sampai di Denpasar jam 4.30 sore dengan total waktu penerbangan 6 jam 45 menit. Di bandara di Sydney, saya diarahkan untuk menggunakan SilverKris lounge kelas bisnis milik Singapore Airlines. Saya pernah dua kali menggunakan SilverKris first class lounge sebelumnya, tapi belum pernah ke lounge kelas bisnis, jadi saya ingin tahu.
Desain lounge mirip dengan desain lounge milik Singapore Airlines di Singapura sekalipun tentunya ukurannya jauh lebih kecil. Ada jendela besar yang menghadap ke tempat parkir pesawat dan sebagian dari landas pacu jadi tempatnya cukup ideal untuk melihat pesawat lalu lalang. Ukuran lounge cukup memadai menurut saya. Tempatnya agak ramai waktu saya datang, tapi saya masih dapat menemukan kursi kosong dengan mudah. Lounge-nya menjadi sepi sekitar 20 menit sebelum waktu saya boarding, memberikan saya banyak kesempatan untuk mengambil foto.
Lounge sebelum menunggu waktu boarding
Pilihan makanan cukup baik. Jenis makanan didominasi oleh makanan
western, tapi ada tersedia satu masakan bihun goreng. Pilihan minuman sangat baik karena ada banyak jenis minuman, termasuk bir, anggur,
soft drink, teh dan kopi. Ada beberapa ruang mandi di kamar mandi pria dengan fasilitas yang memadai. Ditunjang dengan WiFi yang cepat, saya bisa bekerja sambil menunggu waktu boarding.
Berbagai jenis minuman di lounge
Pesawatnya adalah Boeing 737, pesawat berbadan sempit. Ada 8 kursi di kelas bisnis yang diatur menjadi 2 baris. Ini berarti penumpang yang duduk di samping jendela tidak memiliki akses langsung ke lorong. Ini adalah hal yang umum di pesawat berbadan sempit. Kursi saya ada di 1A (sebelah jendela) dan saya beruntung karena ada 7 penumpang kelas bisnis dan kursi di sebelah saya kosong. Tipe kursi adalah kursi kelas bisnis yang bisa direbahkah sampai seperti kursi malas. Kursinya kurang nyaman untuk diduduki selama lebih dari 6 jam. Saya juga memperhatikan kalau jendela pesawat kotor. Ada bercak-bercak di setiap jendela seperti yang terlihat di foto di bawah.
Bercak kotor di jendela pesawat
Welcome drink and menu didistribusikan setelah saya duduk nyaman di kursi. Menu kelas bisnis milik Virgin Australia diciptakan oleh Luke Mangan. Ada 2 pilihan untuk masing-masing makanan pembuka, makanan utama dan makanan penutup. Untuk pembuka, saya memilih sup labu kuning. Untuk makanan utama, saya memilih ragu daging babi dan jamur dengan kentang
gnocchi.
Setahu saya ragu adalah makanan asal Italia yang menggunakan daging dan saus. Sedangkan makanan penutupnya, saya memilih kue coklat dengan krim. Bersama makanan-makanan ini, saya juga memesan anggur merah yang khusus dibuat untuk dinikmati di ketinggian dan minuman coklat yang saya minta untuk dihidangkan bersama dengan makanan penutup.
Tidak lama setelah lepas landas, servis makan siang dimulai. Sup labunya lezat dan halus. Benar-benar makanan pembuka yang pas. Makanan utamanya luar biasa enak. Salah satu makanan terlezat yang pernah saya makan di pesawat. Anggur merahnya juga pasangan yang cocok dengan makanan utamanya. Sayangnya ini adalah puncak dari pengalaman terbang hari ini. Seorang pramugari tiba-tiba memberitahu saya bahwa makanan penutup pilihan saya tidak tersedia dan diganti dengan semacam kue jeruk. Rasanya lumayan enak sih. Pramugari tersebut juga lupa membawakan minuman coklat saya dengan makanan penutup seperti yang saya minta. Dia ingat setelah saya menghabiskan makanan penutupnya.
Pramugari tersebut kemudian meminta maaf dan dengan cepat membawakan satu gelas minuman coklat dengan kue kering yang saya akui pas untuk dimakan dengan minuman coklat tersebut.
Sup labu kuning sebagai makanan pembuka
Ragu daging babi dan jamur dengan kentang gnocchi
Kue jeruk sebagai penutup
Untuk
entertainment system-nya, Virgin Australia menyediakan tablet untuk setiap penumpang kelas bisnis. Penumpang juga bisa menggunakan perangkat elektronik mereka sendiri asalkan perangkat tersebut sudah dilengkapi
software yang sesuai sebelum
boarding. Saya meminjam sebuah tablet dan menurut saya kurang nyaman untuk melihat film sambal makan karena tidak ada tempat untuk meletakkan tablet tersebut. Pilihan filmnya lumayan baik untuk penerbangan regional seperti ini.
Tablet untuk menonton film, minuman coklat dan kue kering
Kembali ke kursi pesawat, agak susah bagi saya untuk tidur sekalipun kursi tersebut bisa direbahkan dengan kemiringan yang cukup besar. Sebagai perbandingan, penerbangan Garuda Indonesia antara Sydney dan Denpasar jauh lebih nyaman karena mereka memakai A330 (pesawat berbadan lebar) dan kursi kelas bisnisnya bisa dijadikan tempat tidur. Setahu saya Virgin Australia biasanya lebih murah dari Garuda untuk rute ini, jadi saya rasa penumpang mendapatkan sesuatu sesuai dengan harga yang dibayarkan.
Lihat Trip Selengkapnya