Di era digitalisasi seperti saat ini arus globalisasi sudah tidak terbendung lagi, ditandai dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih dan merambah ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Akses internet bisa digunakan dari daerah pegunungan sampai desa terpencil, hampir segala hal diseluruh penjuru dunia bisa diakses masyarakat dibelahan bumi manapun dengan bebas dan begitu mudahnya tanpa adanya batasan jarak ataupun waktu. Â Dunia industri global kini memasuki era revolusi industri 4.0, dimana kita sebagai generasi milenial dituntut harus bisa beradaptasi serta berkembang dengan memanfaatkan kemajuan digital yang ada. Direktur Re-Industrialisasi Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB), Achmad Rizal mengatakan bahwa ini era anak muda, era kaum milenial. Mereka harus melek digital dan melek teknologi (Clara: 2019). Harus disadari bahwa generasi millenial merupakan penopang kehidupan bangsa Indonesia yang akan menjadi motor penggerak perubahan. Karena pada dasarnya merekalah yang akan menentukan nasib bangsa di masa depan.
Pesatnya perkembangan teknologi ini memberikan banyak kesempatan kepada para generasi milenial dalam memainkan perannya sebagai agent of change untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera. Sudah saatnya para generasi masa kini unjuk gigi dengan talenta dan keterampilannya menggunakan teknologi, bukan hanya sibuk bernarasi di media sosial, namun generasi milenial harus turut ikut andil dalam mendorong kreativitas dan inovasi di ruang digital karena penguasaan teknologi yang optimal merupakan kunci bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan di era ini. Generasi milenial harus memiliki talenta digital agar siap menghadapi era digital challenge. Kesempatan generasi milenial menjadi technopreneur terbuka lebar di depan mata. Persaingan semakin ketat sehingga kemampuan tentang sains, teknologi, ilmu terapan dan sebagainya harus terus diasah pada diri generasi milenial.
Perlu disadari, saat ini kita berada di zaman baru yang serba canggih dimana orang dahulu tidak mengalaminya, tetapi sekarang kita sedang menghadapinya. Sehingga tantangan dan resiko akan lebih besar karena menyangkut bagaimana kita mampu berpacu dengan kecepatan dan bertahan di dalamnya. Peran dunia pendidikan formal maupun non formal sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tugas mencetak generasi unggulan dan berdaya saing, harus mulai berbenah agar adaptif dan aplikatif akan pesatnya perkembangan teknologi digital. Tantangan di era digitalisasi 4.0 ini ditandai dengan semakin peliknya problem yang akan dihadapi penduduk dunia dan semakin kecilnya peluang kerja bagi manusia karena tergantikan oleh dominasi peran teknologi dari kombinasi globalisasi dengan teknologi informasi.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi menyempitnya peluang kerja bagi tenaga kerja terdidik, para generasi milenial harus mulai berpikiran terbuka dan mengasah dirinya agar memiliki soft skill serta kecakapan menangani persoalan yang komplek. Selain prestasi, para generasi masa kini harus tangkas, responsif, adaptif, kreatif, serta konsisten. Karena revolusi industri 4.0 akan menguji generasi milenial untuk menjadi pembelajar yang cepat dan adaptif terhadap berbagai perubahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H