Mohon tunggu...
Riza Rizkiyah
Riza Rizkiyah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.2

29 Februari 2024   19:26 Diperbarui: 29 Februari 2024   19:30 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels/Diolah Penulis

Koneksi antar materi modul 3.2
Assalamualaiku wr. Wb
Tidak terasa dalam pendidikan guru penggerak ini saya sudah masuk dalam koneksi antar materi modul 3.2. Yang artinya sebentar lagi saya akan menyelesaikan pendidikan guru penggerak. Adapun untuk memenuhi tugas koneksi antar materi modul 3.2 maka saya buat tulisan ini.
Pertanyaan
1.Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
2.Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
3.Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
4.Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.


1.Kesimpulan

Seorang pemimpin pembelajaran yang efektif dalam pengelolaan sumber daya adalah seorang yang menggunakan pendekatan berbasis aset/kekuatan dalam mengidentifikasi asset. Mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk diidentifikasi dan dikembangkan potensinya yang mendukung proses pembelajaran. Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya mengacu pada kepemimpinan yang bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan pembelajaran di dalam institusi pendidikan, seperti sekolah. Ini melibatkan pengelolaan yang efektif dari berbagai sumber daya, termasuk tenaga kerja, dana, fasilitas, dan teknologi, dengan fokus utama pada peningkatan hasil belajar siswa.
•Untuk mengimplementasikan konsep ini di dalam kelas, seorang guru bisa memulai dengan mengidentifikasi dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia, seperti buku teks, materi ajar digital, peralatan laboratorium, dan keahlian siswa. Selanjutnya, guru dapat mengadopsi pendekatan pembelajaran yang responsif terhadap kebutuhan individu siswa, memanfaatkan sumber daya tersebut untuk menyediakan pengalaman pembelajaran yang relevan dan menarik.
•Di tingkat sekolah, pemimpin pembelajaran dapat bekerja sama dengan staf dan dewan sekolah untuk mengembangkan kebijakan dan prosedur yang mendukung pengelolaan sumber daya yang efektif, termasuk alokasi dana yang tepat dan penggunaan teknologi yang relevan. Selain itu, mereka dapat memfasilitasi pelatihan dan pengembangan profesional untuk staf agar dapat memanfaatkan sumber daya secara optimal dalam mendukung pembelajaran siswa.
•Di masyarakat sekitar sekolah, pemimpin pembelajaran dapat membangun kemitraan dengan organisasi lokal, perusahaan, dan lembaga lainnya untuk mendukung pembelajaran siswa dengan menyediakan sumber daya tambahan, seperti program magang, pengalaman praktis, atau dukungan keuangan. Hal ini dapat memperluas akses siswa terhadap peluang pembelajaran di luar lingkungan kelas yang tradisional dan membantu mengintegrasikan pembelajaran dalam konteks kehidupan nyata.


2.Pengelolaan sumber daya yang tepat dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran murid melalui berbagai modal aset. Contohnya:
Modal Manusia: Guru yang berkualitas dan terlatih dengan baik dapat memberikan pembelajaran yang lebih efektif dan berorientasi pada hasil belajar yang lebih baik bagi murid.
Modal Fisik: Fasilitas pendidikan yang memadai, seperti laboratorium, perpustakaan, dan ruang kelas yang nyaman, dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi murid.
Modal Sosial: Kolaborasi antara guru, murid, dan orang tua dapat menciptakan dukungan sosial yang kuat dalam proses pembelajaran, seperti program pengembangan keterampilan sosial murid melalui kegiatan ekstrakurikuler atau proyek kolaboratif.
Modal Lingkungan atau Alam: Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, misalnya dengan mengadakan pembelajaran di luar ruangan atau mengintegrasikan pengalaman alam ke dalam kurikulum, dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi murid terhadap lingkungan.
Modal Finansial: Alokasi anggaran yang tepat untuk pendidikan dapat mendukung penyediaan sumber daya yang diperlukan, seperti buku teks, peralatan, dan pelatihan bagi guru.
Modal Agama dan Budaya: Memperhatikan nilai-nilai budaya dan agama dalam proses pembelajaran dapat memotivasi murid dan memperkuat identitas mereka, misalnya dengan memasukkan cerita atau tradisi lokal dalam pembelajaran.
Modal Politik: Kebijakan pendidikan yang mendukung inklusivitas, kesetaraan, dan keadilan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi pembelajaran semua murid tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi mereka.


3.Pengelolaan sumber daya di sekolah seharusnya mengutamakan kepentingan murid dengan tujuan mengoptimalkan potensi mereka sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Keterkaitan dengan modul yang sudah dipelajari yakni :
Modul 1.1. Refleksi Filosofi Ki Hajar Dewantara berfokus pada penjabaran tentang cara memetakan potensi individual murid dengan mempertimbangkan konteks alam dan zaman. Guru diharapkan mampu mengidentifikasi kebutuhan belajar murid dengan menggali sumber daya atau kelebihan yang dimiliki oleh murid tersebut. Peran guru adalah mengarahkan semua potensi alami murid menuju pencapaian tingkat keselamatan dan kebahagiaan yang optimal, baik dalam konteks pribadi maupun dalam masyarakat.
Modul 1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak membahas tentang kemampuan untuk merefleksikan, menghasilkan ide baru, serta bekerja sama dalam mendukung kesadaran pemimpin pembelajaran dalam mengenali aset  yang ada. Ini menyangkut nilai-nilai guru penggerak yang menekankan pada perhatian terhadap murid, kemandirian, kerjasama, inovasi, dan refleksi, serta perannya sebagai pemimpin pembelajaran yang memotivasi komunitas guru, menjadi mentor bagi rekan guru, menggalakkan kerjasama antar guru, dan mendukung kepemimpinan murid.
Modul 1.3. Visi dan Misi Guru Penggerak menekankan penggunaan pendekatan yang berbasis aset dalam mengidentifikasi kekuatan yang ada dengan menggunakan strategi BAGJA, untuk kemudian diterapkan dalam mencapai visi mereka. Aset-aset yang beragam di sekolah juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan penyesuaian pembelajaran serta pengembangan keterampilan sosial dan emosional murid serta pengembangan profesional guru.
Modul 1.4. Budaya Positif menekankan pentingnya menciptakan suasana belajar yang positif bagi murid agar mereka dapat mengalami pembelajaran yang menyenangkan dan nyaman. Mengidentifikasi serta memanfaatkan aset-aset yang ada adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif. Memetakan potensi atau aset merupakan salah satu pendekatan dalam merencanakan pengembangan sumber daya secara efektif.
Modul 2.1. Pembelajaran Berdiferensiasi menjelaskan bahwa dalam konteks pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat mengidentifikasi minat dan kreativitas murid sebagai aset terbaik sekolah. Pentingnya memanfaatkan potensi yang tersedia di lingkungan sekolah untuk memastikan kebutuhan murid yang beragam, baik dalam minat maupun gaya belajarnya, terpenuhi.
Modul 2.2. Keterampilan Sosial dan Emosional menyoroti peran penting komponen biotik dalam keberlangsungan institusi pendidikan atau sekolah. Karena itu, kemampuan guru dalam aspek sosial dan emosional menjadi krusial dalam mengoptimalkan pembinaan siswa sebagai sumber daya sekolah.
Modul 2.3. Coaching Supervisi Akademik menekankan pentingnya peran pusat aset sumber daya dalam menjaga keseimbangan dari 7 sumber daya yang ada di lingkungan sekolah. Guru dapat menggunakan teknik, prinsip, dan langkah-langkah coaching untuk membantu mengembangkan kemampuan dan kemandirian coachee sebagai sumber daya sekolah dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapinya.
Modul 3.1. Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran menggarisbawahi bahwa keputusan yang diambil harus memperhatikan tiga prinsip pengambilan keputusan, empat paradigma, serta sembilan langkah pengujian keputusan untuk memastikan pengelolaan aset berjalan secara optimal.


4.Sebelum belajar modul 3.2 :
•Saya masih sering berfokus pada kekurangan yang saya miliki dalam mengambil langkah.
•Saya belum sepenuhnya menyadari aset atau kekuatan yang saya miliki.
•Saya cenderung berpikir dari sudut pandang masalah.
•Tentu saja, saya belum mengerti bagaimana cara atau pendekatan yang tepat untuk memanfaatkan aset yang ada.
Setelah belajar modul 3.2 :
•Saya secara konsisten menerapkan pendekatan berorientasi pada aset.
•Saya semakin yakin dalam peran saya sebagai pemimpin pembelajaran dan pengelolaan aset.
•Perhatian saya lebih terfokus pada sumber daya.
•Saya cenderung memikirkan potensi yang bisa ditingkatkan.


Demikian koneksi antar materi yang saya tulis.
Semoga bermanfaat.
Salam guru penggerak
Tergerak, bergerak, menggerakkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun