Mohon tunggu...
Riza Rizkiyah
Riza Rizkiyah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Muhammadiyah dan Kebudayaan

29 Mei 2020   08:40 Diperbarui: 29 Mei 2020   08:55 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

A. Pengertian kebudayaan

Kebudayaan berasal dari kata budaya. Budaya sendiri adalah kata yang berasal dari bahasa sanksekerta yakni “buddhayah” . kata “buddhaya” sendiri adalah bentuk jamak dari kata “buddhi” yang memiliki arti akal. Jadi budaya dapat diartikan sebagai suatu hal yang diperoleh dari akal pikiran manusia. Sedangkan dalam bahasa latin budaya berasal dari kata “cultura” yang artinya mengerjakan atau mengolah. “Culutura” sendiri ialah pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Menurut Koentjaraningrat didalam bukunya “pengantar ilmu antropologi” (1996) menjelaskan bahwa perngertian dari budaya yang sudah dipaparkan diatas sangat kontras dengan makna kebudayaan yang hanya merujuk pada bagian tertentu dari warisan social, yaitu kesenian dan tradisi sopan santun.

Adapun pendapat lain dari Ernest Cassirer, menjelaskan didalam bukunya yang berjudul “An Essay of Man” (1944) mengartikan kebudayaan sebagai agama, seni, falsafat, mitos, sejarah, dan bahasa. Kebudayaan menurut Cassier adalah ide dan symbol.dari pikiran manusia untuk memahami kehidupan dan alam, kemudian mengartikulasikannya kedalam simbol-simbol.

Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pendapat para ilmuan diatas, pengertian dari kebudayaan adalah suatu bentuk akal pemikiran yang bertujuan untuk mempengaruhi pemikiran, ide, dan gagasan manusia, untuk tetap dapat melngsungkan kehidupan yang selaras didalam bermasyarakat.

B. Strategi Kebudayaan

Sesuatu yang secara terus menerus yang mengalami proses sebagaimana jalan kehidupan manusia dapat diartikan sebagai kebudayaan. Didalam buku C.A. van Peursen yang berjudul “Strategi Kebudayaan” (1976) menjelaskan bahwa dahulu orang mengira bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari orang yang berbudi luhur saja. Berbeda dengan era saat ini kebudayaan dimanifestasikan dengan segala aspek kehidupan manusia untuk tetap bisa bertahan hidup. Contoh, padi agar bisa dimakan harus dimasak dahulu untuk menjadi nasi.

Dalam mewujudkan suatu kebudayaan dapat dipengaruhi beberapa hal, salah satunya yaitu akal pemikiran dan kebiasaan manusia yang mampu menghasilkan suatu kebudayaan baru. Meskipun manusia memiliki tubuh yang kecil dibandingkan gajah, dan tidak sekuat harimau, akan tetapi manusia dapat menggunakan akalnya untuk menguasai dunia. Karena manusia adalah makhluk Allah yang paling tinggi derajatnya karena telah diberikan akal. Dengan akalnya manusia bisa beradaptasi dilingkungannya, oleh karena itu manusia sering disebut dengan “insan budaya”. Dan oleh sebab itu pula sulit untuk menggambarkan secara detail keanekaragaman sejarah budaya manusia. Akan tetapi menurut Van Peursen sejarah kebudayaan umat manusia ini dapat dimasukkan kedalam tiga tahap, yaitu: (1) Tahap mitis, (2) Tahap ontologis, (3) Tahap fungsional

C. Kebudayaan Muhammadiyah

Pada Tahun 1912 Muhammadiyah berdiri, dimana penjajahan dan cengkeraman imperialisme dan kolonialisme Barat masih ada di Indonesia dan seluruh dunia muslim belum banyak yang merdeka secara politis. Didalam situasi yang sulit seperti itu Muhammadiyah lahir dan membawa optimism baru. Dimana pada saat itu Muhammadiyah hadir dengan slogan “islam berkemajoean”

1.Muhammadiyah merawat kebudayaan

Muhammadiyah bukanlah organisasi yang anti budaya terutama budaya local (jawa). Hal ini dibuktikan dengan sejarah berdirinya Muhammadiyah sendiri yakni secara geografis lahir di Daerah istemewa Yogyakarta dengan segala kearifan budaya jawanya. Dan pendirinya yang biasa kita kenal sebagai KH. Ahmad Dahlan memiliki nama asli Raden Ngabehi Muhammad Darwisy merupakan seorang abdi dalem amethakan di Keraton Ngayogyakarta Haginigrat.

Pada awal berdirinya Muhammadiyah, islam dan kebudayaan justru dijadikan sebagai entitas tunggal. Contoh nyata, Muhammadiyah mengapresiasi budaya Jawa ialah sikapnya dalam mengapresiasi tiga gerebek besar di Kesultanan Yogyakarta yang diadakan secara rutin.

Namun dalam beberapa dekade ini Muhammadiyah justru dikenal sebagai organisasi yang anti budaya dan mengharamkan segala budaya yang bertentangan dengan ajaran agama islam. Tapi identitas itu bukanlah pola awal Muhammadiyah. Didalam buku “Muhammadiyah Jawa” karya Ahmad Najib Burhani (2010), seolah ingin menjelaskan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan yang identik dengan budaya. Kesultanan Yogyakarta yang identik dengan budaya jawa justru mendukung didalam pendirian Muhammadiyah.

2. Sikap toleran Muhammadiyah

Islam adalah agama yang menjunjung tinggi tentang toleransi baik secara konsep maupun aplikasi dalam sejarah. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 256

لَآ إِكْرَاهَ فِى ٱلدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشْدُ مِنَ ٱلْغَىِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَا ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Artinya:

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Al-Baqarah:256)

Referensi: Dari terjemahan versi online kemenag (LPMQ Kemenag, 2020)


Al-An’am ayat 108:

 

وَلَا تَسُبُّوا۟ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ فَيَسُبُّوا۟ ٱللَّهَ عَدْوًۢا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِم مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Artinya :

"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan". (Al An’am : 108)

Referensi: Dari terjemahan versi online kemenag (LPMQ Kemenag, 2020)

Sikap toleran sendiri pernah ditunjukkan oleh KH Ahmad Dahlan, beliau bukanlah penggagas paham seklurasime dan pluralisme dalam konteks agama dan antar umat beragama. Bahkan menurut Alwi Shihab “Muhammadiyah didirikan sebagai respon terhadap praktek keagamaan yang menyimpang, seperti gerakan Kristenisasi serta gerakan Freemason yang mengusung slogan kebebasan dengan jargonnya:liberty, egality dan fraternity”

Selain itu pada awal berdirinya, dimana pada saat penjajahan yang sulit itu. Muhammadiyah juga memberikan bantuan bagi rakyat miskin, orang-orang Tionghoa serta Belanda. Serta bangsa-bangsa lain yang beragama non islam.

Dari beberapa penjabaran diatas jelas tertuliskan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi yang anti budaya, melainkan organisasi yang mengajarkan kebaikan antar sesama. Serta organisasi yang selalu menjaga toleransi yang sesuai dengan prinsip prinsip ajaran agama islam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun