Mohon tunggu...
Rizan Ibrahim
Rizan Ibrahim Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

saya sangat senang ketika diri saya sedang berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola

Sty Out Or Stay?Setelah Gagal Membawa Timnas Indonesia Ke Semi Final Aff Menjadi Pro Kontra Di Kalangan Pecinta Sepakbola Tanah Air

30 Desember 2024   01:15 Diperbarui: 30 Desember 2024   20:15 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coach shintae young 

Keputusan untuk mempertimbangkan penggantian Shin Tae-yong sebagai pelatih tim nasional Indonesia usai kegagalan di Piala AFF adalah langkah yang memicu pro dan kontra di kalangan penggemar sepak bola tanah air. Shin Tae-yong, yang telah melatih Indonesia sejak 2019, memiliki rekam jejak yang cukup impresif, termasuk membawa Indonesia ke final Piala AFF 2020 dan meningkatkan performa tim muda di kancah internasional. Namun, hasil yang kurang memuaskan di Piala AFF kali ini jelas menjadi bahan evaluasi yang serius.

Pertama-tama, perlu diakui bahwa di bawah asuhan Shin Tae-yong, Indonesia menunjukkan perkembangan signifikan dari segi mentalitas dan kualitas permainan. Ia mampu membangun tim yang lebih disiplin dan kompetitif, terutama di level usia muda. Pemain-pemain muda seperti Marselino Ferdinan dan Pratama Arhan berhasil menunjukkan performa cemerlang, yang sebagian besar merupakan hasil pendekatan dan filosofi permainan Shin Tae-yong.

Namun demikian, kegagalan di Piala AFF tahun ini menjadi pukulan besar. Ekspektasi tinggi masyarakat untuk melihat Indonesia akhirnya meraih gelar juara AFF pertama kali kembali pupus. Dalam situasi seperti ini, evaluasi terhadap kinerja pelatih adalah hal yang wajar. Beberapa kritik yang muncul antara lain terkait pemilihan pemain, strategi permainan, dan ketidakmampuan tim untuk tampil konsisten dalam turnamen yang dianggap sebagai peluang besar bagi Indonesia.

Sebagai pelatih, Shin Tae-yong tentunya tidak bekerja sendirian. Faktor lain seperti infrastruktur sepak bola, jadwal kompetisi domestik, hingga dukungan dari federasi juga memainkan peran penting dalam kesuksesan sebuah tim. Mengganti pelatih tanpa menyelesaikan masalah-masalah mendasar dalam ekosistem sepak bola nasional hanya akan menjadi solusi jangka pendek yang tidak efektif.

Langkah untuk memutuskan apakah Shin Tae-yong tetap dipertahankan atau diganti sebaiknya didasarkan pada evaluasi yang komprehensif. Jika federasi memilih untuk mengganti, maka pelatih baru yang datang harus memiliki visi yang jelas dan keberlanjutan dari program yang telah dibangun. Sebaliknya, jika Shin Tae-yong dipertahankan, federasi harus memberikan dukungan penuh, termasuk menyelesaikan masalah-masalah struktural yang ada.

Sepak bola Indonesia membutuhkan stabilitas dan keberlanjutan untuk bisa mencapai prestasi yang diimpikan. Mengganti pelatih setiap kali gagal di turnamen bukanlah solusi ideal, melainkan hanya mengulang pola yang selama ini sering terjadi tanpa hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, keputusan terkait masa depan Shin Tae-yong haruslah didasarkan pada apa yang terbaik untuk pengembangan jangka panjang sepak bola Indonesia, bukan sekadar reaksi atas hasil turnamen yang mengecewakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun