Mohon tunggu...
Rizam Syafiq
Rizam Syafiq Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pemimpin Umum ALFIKR. Lembaga Pers Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Redaktur alfikronline.com. Kritik dan saran untuk ALFIKR bisa dikirim ke redaksi@alfikronline.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Angin-anginnan

11 September 2012   18:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:36 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lidah

lidah

lidah

lidah

terpotong sudah

lidah

lidah

lidah

berkelu kesah

Orang pun berkata “jaga lidah! Kau akan memiliki hikmah. Apakah mereka tidak tahu lidahku tiada pucuknya. Bahkan untuk berkata-kata saja berat nian kurasa. Maukah kalian meminjamkan untukku lidah?

Cinta

Bukan! Ini bukan hati

Ini pasti empedu

Bukan! Ini bukan empedu

Ini pasti ginjal

Bukan! Ini bukan ginjal

Ini pasti jantung

Bukan! Ini bukan hati, empedu, ginjal, ataupun jantung

Coba tengok!

Merah agak kehitam-hitaman

Ini pasti darah perawan

Dada

Dada itu

Seputih tepung terigu

Jika diterbangkan angin menjadi debu

Dada itu

Seterang matahari

Memancarkan sinar di setiap pagi

Dada itu

Ah… sayang kau hanya singkap sedikit

Dari balik kain kerudungmu

Dada itu

Ah… sayang kenapa kau tutup kembali

Biarkan sejenak kunikmati

Dada itu

Wahai matahari berikanlah rasa panas dari pancaran sinarmu

Supaya membuat ia menyelak kain kerudungnya dan terlihat

Dada itu

Kau Bilang Ini Cinta

kau bilang ini cinta

padahal, payudaramu begitu menggoda

kau bilang ini cinta

padahal, pantatmu membuatku lupa

kau bilang ini cinta

padahal, nafasmu memburu mangsa

kau bilang ini cinta

padahal, matamu membuat gelap dunia

kau bilang ini cinta

hanyalah kaulah yang sanggup memberiku surga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun