Senang sekali rasanya ketika pak pos datang dan mengantarkan surat yang datang dari Jakarta , kala itu usia saya sekitar 7 atau 8 tahun , kakak dari ayah saya yang saya panggil mamah sekaligus ibu susu saya sering mengirim surat untuk sekedar memberi kabar dan menyelipkan uang jajan untuk saya , wah sungguh senang luar biasa kala itu belajar membaca plus ada “hadiah” tambahan berupa uang jajan , sehingga setiap kali saya menerima surat datang aka nada uang jajan extra untuk sekedar membeli jajanan warung atau membeli kaset ditoko music.
Iya saya generasi yang lahir tahun 80an , tumbuh , belajar , bermain dan besar tahun 90an kala itu jangan harap ada gadget seperti saat ini , memiliki Sega , Nintendo atau sejenisnya adalah sebuah kemewahan yang harus didapat dengan mengejar prestasi disekolah , beda dengan sekarang anak usia 5 tahun sudah boleh bermain gadget dan sejenisnya.
Teori Darwin menyebutkan , yang mampu bertahan bukanlah yang terkuat namun yang mampu beradaptasi , saat ini saya sudah tak lagi menerima surat dari pak pos karena peran ini sudah digantikan oleh layanan instan untuk mengirimkan pesan dan ini real time tidak ada delay kecuali jaringan internet bermasalah, atau membeli sebuah kotak kecil berpita yang disebut kaset sekarang mau lagu apa tinggal download simpan di memori, kapan suntuk butuh dengar music favorit tinggal push the button semua berubah, seandainya saya tidak mampu beradaptasi dengan hal ini saya akan jadi manusia kuno datang ke mall masih cari kaset , datang ke kantor pos untuk menerima wesel pos , bahkan petugas pos akan keheranan ketika saya meminta layanan wesel pos yang bisa saja layanan itu sudah dihapuskan dan digantikan oleh layanan terbaru mereka.
Jakarta hari ini ada demo besar yang di inisiasi oleh para sopir taxi konvensiona; yang merasa keuntunga mereka terpangkas karena adanya layanan ride sharing , online order dan sejenisnya , parahnya adalah mereka berdemo dengan anarkis , sweeping , main pukul , lempar batu kepada kawan sesama yang masih mengangkut penumpang , kepada layanan ride sharing ….mereka yang melakukan ini bisa dikatakan manusia kuno , kuno karena tidak mampu beradaptasi , bar-bar , kasar , otak tumpul , logika biawak !! pantas untuk segera dipunahkan , di pendam dan dikubur dalam-dalam.
Entah tulisan ini dibaca atau tidak oleh mereka para penganut logika biawak itu , yang jelas pengemudi ride sharing yang anda sweeping itu bisa jadi salah satu pengemudi taxi konvensional seperti anda , saya tau ini karena seorang pengemudi taxi Burung Biru langganan saya ke airport pernah bercerita bahwa dia punya mobil yang dia gunakan untuk layanan ride sharing setiap kali dia libur kerja di burung biru , ini adalah contoh kemajuan akal , kemajuan cara berfikir , kerja keras dan kemampuan beradaptasi , tidak kuno dan bloon seperti anda.
Entah logika macam apa yang kalian pakai untuk membenarkan perilaku bar-bar anda , untuk membenarkan otak tumpul yang anda pakai , kalau anda takut kehilangan penumpang karena adanya layanan berbasis aplikasi mungkin anda perlu mempertanyakan iman anda , kemana iman anda tentang “ rezeki ada yang mengatur” , anda baru saja melecehkan Tuhan yang anda sembah selama ini karena anda tidak percaya bahwa –Dia adalah sebaik-baiknya pengatur rezeki !!
#STOPBARBAR
#CABUTIZINTAXIANARKIS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H