Mohon tunggu...
Rizal Rahmawan Muis
Rizal Rahmawan Muis Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia MA Tihamah Putra Cirebon

Menyukai olahraga Badminton dan membaca buku kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Anies Baswedan dan Partai Politik

20 September 2024   22:10 Diperbarui: 20 September 2024   22:15 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Anies Baswedan dan Partai
Kita sekarang sedang dalam keadaan dibodoh bodohi oleh perpolitikan yang ada di Indonesia. Seorang Anies Baswedan adalah seorang akademisi dan seorang figur yang dicintai oleh masyarakat. Beliau tidak pernah menghadiri atau mengemis atas suatu jabatan kecuali bila diminta dan diundang oleh parpol. Ketika ada konvensi partai Demokrat beliau tidak mengusulkan sendiri agar mengikuti kegiatan tsb. Beliau diundang oleh petinggi partai tsb dan mengikuti seleksi sesuai prosedur yang ada sehingga bisa mengikuti konvensi ketum Demokrat. 

Ketika pilpres 2014 beliau juga diminta untuk menjadi jubir kampanye nasional Jokowi JK karena memang rekam jejak Jokowi saat itu baik dan hampir masyarakat Indonesia menyetujui perihal rekam jejak tersebut. Ketika 2019 diminta menjadi pendamping Prabowo beliau menolak karena beliau masih bertugas menjadi gubernur DKI Jakarta dan wajar saja jika seseorang sudah dipilih masyarakat maka janjinya harus dipenuhi selama 5 tahun. 

Ketika 2024 diminta menjadi capres wajar beliau menerimanya karena masa kerja di DKI sudah selesai dan beliau siap memenuhi amanah tersebut datanglah pilkada serentak 2024 ketika ada partai ada yg meminta beliau maju di Pilgub DKI Jakarta beliau tidak langsung menyetujui beliau melihat terlebih dahulu aspirasi masyarakat Jakarta setelah menilai dan mengamati dan proses pilpres telah selesai dengan adanya putusan MK. Maka beliau menyetujui maju dari ketiga partai tsb.

Sampai sampai dibuatkan spanduk Aman di tengah perjalanan Aman tidak jadi maju ke KPU dan partai tersebut berbalik arah apakah seorang Anies Baswedan mengeluarkan statemen yang negatif? Tidak beliau tetap menghormati keputusan partai tersebut tetapi yang menjadi anehnya kenapa partai yg balik arah membuat tulisan dan menyebut beliau sebagai Berhala politik yang baru? Beretika kah partai yang seperti itu? Yang jadi herannya para ulama partai tsb yang menyebut Anies sebagai Berhala Politik Padahal ketika beliau diusung Megawati menjadi cagub di Jawa Barat beliau menolaknya karena harus berhadapan dengan teman seperjuangan di pilpres dan tidak ada aspirasi dari warga Jawa Barat. 

Kurang apa seorang Anies Baswedan sampai harus dihina partai tersebut.Jadi sudah jelas bahwa mereka lebih memikirkan Kepentingan partai dibandingkan dengan aspirasi masyarakat Sudah cukup kita dibodohi oleh mereka dan jangan sampai ada lagi orang orang yg seperti Anies Baswedan dihina oleh partai partai dan kita berharap akan hadirnya orang orang yang seperti Anies Baswedan yang menjunjung tinggi nilai nilai etika di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun