Mohon tunggu...
Mikey
Mikey Mohon Tunggu... Lainnya - Hhh

Uuuu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

My Philosophy: Berfilsafat adalah Ketika Memikirkan Sesuatu yang Bermanfaat untuk Diri Sendiri

30 Juli 2024   20:18 Diperbarui: 31 Juli 2024   18:52 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mempelajari filsafat akan membuat kita tersesat, membuat kita menjadi seorang ateis, dan bahkan membuat kita gila. Apakah hal ini benar? Ya, ini semua akan benar jikalau kita belajar filsafat hanya untuk memikirkan sesuatu yang tak bermanfaat buat diri sendiri dan memusingkan pikiran kita sendiri. Mungkin sudah banyak orang yang gila setelah mempelajari filsafat. Bahkan mungkin saja banyak tersesat dan menjadi ateis ketika berani mencicipi rumitnya dunia filsafat.

Dari paragraf di atas timbullah sebuah pertanyaan bahwa apakah benar kesesatan dan ateisme itu disebabkan oleh filsafat. Dalam perspektif pribadi saya filsafat sama sekali tak pernah ingin menyesatkan kita, filsafat hanya membuat kita meragukan dan mempertanyakan ulang segala sesuatu yang kita percayai selama hidup kita. Orang yang menjadi gila setelah belajar filsafat, sesungguhnya, dirinya bagi saya tak pernah betul-betul mempelajari filsafat untuk menemukan filsafat nya sendiri melainkan hanya membuat dirinya pusing dengan berbagai diksi-diksi filsafat dari para filsuf zaman dahulu.

Filsafat sendiri tak lain dan tak bukan adalah buah hasil pikiran kita sendiri bukan hasil pikiran orang lain. Namun, ada hal yang penting untuk kita perhatikan di sini bahwa kita akan baru bisa menciptakan filsafat kita sendiri dengan cara belajar dari filsafat orang lain. Lalu, mengapa filsafat itu bagi banyak orang terasa geli dan penuh dengan kesesatan sehingga mereka berlomba-lomba menghindari filsafat, padahal dalam hidup kita semua, kita sesungguhnya berfilsafat setiap hari tanpa kita sadari.

Sudah lama rasanya saya terjun dalam dunia filsafat melalui berbagai buku filsafat dan para filsuf zaman sekarang di sosial media. Namun, saya tak pernah merasa bahwa filsafat itu menyesatkan melainkan hanya membuat kita untuk terus mencari tanpa henti. Saya merasa bahwasanya filsafat tak akan pernah satu kali pun membuat kita sesat apalagi menjadi ateis, ketika kita berfilsafat dengan memikirkan sesuatu yang menurut diri kita bermanfaat buat diri sendiri.

Sesungguhnya, saya tak berani untuk menggeneralisasi bahwa filsafat yang saya ciptakan sendiri ini cocok dan bermanfaat buat semua orang. Maka buat saya berfilsafat dengan memikirkan sesuatu yang bermanfaat itu, sesungguhnya amat sangat subjektif dan tergantung pada diri kita sendiri memandang hal tersebut. Bermanfaat buat kita belum tentu bermanfaat buat orang lain dan sebaliknya, bermanfaat buat orang lain belum tentu itu akan bermanfaat buat kita.

Kesimpulannya adalah jika ingin berfilsafat maka saya sangat merekomendasikan untuk berfilsafat sekali lagi dengan memikirkan sesuatu yang bermanfaat menurut diri kita sendiri. Apalah artinya berfilsafat jika hanya memusingkan diri sendiri. Apalah artinya semua adagium aneh dari para filsuf yang sedikit ngawur menurut saya untuk kita renungkan terus menerus. Kenapa kita tidak berfilsafat dengan memakai filsafat orang lain untuk membuat filsafat bermanfaat buat diri sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun