Mohon tunggu...
Rizal
Rizal Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - I am a Muslim and a Class 12.D student at Man 2 Polman

Upload Artikel Setiap Selasa dan Sabtu✍️ Dan Hanya Menulis Sesuatu Yang Saya Pikirkan ✍️

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebobrokan Pendidikan di Indonesia: Ladang Subur Komersialisasi, Feodalisme dan Korupsi

9 Mei 2024   19:21 Diperbarui: 9 Mei 2024   19:28 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber: YouTube @Baim Paula

Sekolah dan universitas di Indonesia, adalah tempat yang dijadikan ajang komersialisasi oleh para tikus rakyat berukuran raksasa yang tidak memiliki hati nurani. Kalimat ini sangat tepat untuk menggambarkan betapa bobroknya sistem pendidikan kita. Sistem pendidikan di sekolah-sekolah dan universitas-universitas yang ada di Indonesia sudah melenceng dari nilai-nilai yang diamanatkan dalam UUD 1945, bahwa pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah yang harus mereka berikan secara gratis kepada seluruh rakyat yang membutuhkan, tanpa terkecuali. 

Namun, sayangnya, amanat itu hanyalah seperti sebuah mimpi indah yang dijanjikan kepada rakyat. Tetapi realitanya, sudah lama mimpi yang indah itu tidak kunjung menjadi nyata. Kenaikan UKT dan SPP yang masih terjadi secara masif di beberapa sekolah dan universitas di negeri ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah kita telah gagal melaksanakan amanat dari UUD 1945. Belum lagi, bantuan beasiswa yang salah sasaran, yang seharusnya diberikan kepada anak-anak yang kurang mampu. Namun, lagi-lagi yang merasakan bantuan itu hanyalah anak-anak yang berasal dari keluarga yang kaya-raya.

 Sungguh ini adalah hal yang sangat ironis. Namun, itulah fakta yang terjadi di negeri yang kita sayangi ini. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh negeri ini ternyata hanya dirasakan oleh oligarki yang rakus akan kekayaan, namun hatinya sangat busuk. Dana pendidikan yang dialokasikan ternyata lagi-lagi dikorupsi oleh oknum tikus-tikus rakyat yang bejat dan tidak memiliki moralitas. Pendidikan yang seharusnya diberikan secara gratis sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UUD 1945, namun fakta di lapangan telah menampar kita semua bahwa sekarang pendidikan di negeri ini hanya mirip seperti sebuah tempat untuk mencari keuntungan komersial. Apalagi di negeri ini sudah terlalu banyak pendidik yang ternyata tidak memiliki kualitas sebagai pendidik. 

Pendidik di negeri ini hanya gila uang, nafsunya tinggi, dan tidak memiliki kompetensi yang baik sebagai pendidik. Mereka gila hormat, gila uang, dan gila segala-galanya. Para pendidik kita seringkali tak punya integritas. Mereka berceramah di depan siswa dan mahasiswa mereka, namun mereka tak pernah melakukan apa yang mereka katakan. Dan kebobrokan itu malah mereka pamerkan kepada para anak bangsa di negeri ini. Oknum rektor yang anti kritik dan oknum guru-guru yang cabul sudah cukup menjadi bukti nyata betapa banyak pendidik di negeri ini sangat bobrok dan bejat. Mereka cuma mau berbicara tentang kesejahteraan tetapi ketika berbicara tentang kualitas menjadi seorang pendidik, mereka malah diam membisu.

Mau sampai kapan pendidikan di negeri ini hanya menjadi tempat yang merusak kemampuan anak bangsa! Biaya kuliah dan SPP-nya mahal, namun kualitasnya sangat buruk. Mau sampai kapan pendidikan di negeri ini hanya menjadi tempat subur bagi para tikus-tikus rakyat!? Saya sudah lelah melihat realitas kebobrokan yang terjadi terhadap pendidikan di negeri ini. Pendidikan di sekolah dan universitas seharusnya menjadikan seorang anak bangsa memiliki karakter yang kuat, integritas, dan memiliki tujuan untuk membangun kemajuan peradaban di negeri ini. Tetapi esensi pendidikan yang seharusnya dijalankan seperti ini ternyata tidak sesuai kenyataan. 

Karena pendidikan di negeri ini hanya menciptakan budak-budak korporat yang taat kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Ya sudahlah, sekarang saya hanya bisa pasrah sambil melakukan perubahan terhadap diri sendiri, supaya kelak suatu saat nanti saya akan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan di negeri ini. Jika, para pembaca juga ingin berkontribusi dan menjadi solusi konkrit, buat masalah bangsa ini. Maka, mari kita sama-sama mulai hari ini menjadikan diri kita sendiri menjadi solusi dan jangan tunggu orang lain untuk menjadi solusi itu!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun