Mohon tunggu...
Mikey
Mikey Mohon Tunggu... Lainnya - Hhh

Uuuu

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memeriahkan Malam Idul Fitri: Suara Takbiran dan Harapan di Masjid Ridhosshalihin

9 April 2024   21:22 Diperbarui: 9 April 2024   21:34 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana malam takbiran di Masjid Ridhosshalihin. Sumber Foto: Dokumen pribadi 

Bulan Ramadhan di tahun 2024, kini telah usai dan meninggalkan kita semua, dan kita telah tiba saat-saat yang kita nanti bersama sebagai umat Muslim, yaitu hari kemenangan Idul Fitri. Suara takbir yang bergema di berbagai penjuru kini telah banyak kita temukan, sebagai sebuah bentuk untuk bergembira menyambut lebaran Idul Fitri. Tradisi yang telah lama kita pegang erat, yang telah tiba saatnya untuk kita bersama-sama kembali melakukannya lagi. Suara takbir yang bergema di seluruh Indonesia, termasuk di kampung tempat saya tinggal, di mana disini banyak juga masjid dan organisasi masyarakat yang mengadakan acara takbiran bersama.

Masjid Ridhosshalihin, tempat saya berjamaah, juga ikut berpartisipasi meramaikan malam Idul Fitri dengan takbiran bersama. Dengan sangat sederhana, kami para jamaah Masjid Ridhosshalihin melaksanakan kegiatan takbiran bersama di masjid kami. Kami melakukan takbiran dengan melibatkan semua kalangan, mulai dari orang tua, dewasa, remaja hingga anak-anak sekalipun kami ajak untuk ikut berpartisipasi meramaikan takbiran yang kami adakan dengan bentuk yang sederhana. Meskipun takbiran bersama di masjid kami tidak terlalu meriah, kami merasa bersyukur dapat menjadi salah satu masjid yang berpatisipasi memeriahkan Idul Fitri dengan takbiran.

Kami punya harapan besar, meskipun saat ini takbiran di masjid kami sangat sederhana dan tidak terlalu meriah, kami berharap generasi selanjutnya akan meneruskan tradisi ini dengan lebih besar dan meriah. Artikel ini mungkin terlalu singkat untuk mengungkapkan semuanya, namun saya berharap agar artikel ini bisa dibaca oleh generasi selanjutnya di kampung kami, agar mereka tidak melupakan tradisi ini, dan bisa melakukannya dengan lebih meriah daripada saat ini.

Untuk para pembaca, yang membaca artikel ini. Saya memohon maaf apabila tulisan ini terlalu singkat, dan terkesan tidak menarik perhatian pembaca. Namun, harapan saya semoga artikel saya bermanfaat buat semuanya. Terimakasih buat yang telah sudi meluangkan waktunya membaca artikel ini, dan sampai jumpa di artikel saya yang selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun