Mohon tunggu...
rizalofi chanel
rizalofi chanel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Usaha tidak akan mengkhianati hasil

chofifah fatwa arigayo Mahasiswa komunikasi dan penyiaran islam IAIN Langsa

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kampungku Desa Kaloy

10 April 2021   14:07 Diperbarui: 10 April 2021   14:44 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                     

       Pedesaan adalah suatu wilayah yang nyaman yang jauh dari keramaian dan polusi udara seperti di perkotaan. Pegunungan, perbukitan, pepohonan, sungai sungai dan udara yang segar yang masih asri jauh dari kata pencemaran lingkungan, pemandangan hijau nan indah membuat mata siapapun yang melihatnya terpana karena keasriaannya bukan hanya itu tapi juga udara nan segar membuat kita merasakan syurganya dunia.

       Desa kaloy adalah desa yang terletak di Kec Tamiang Hulu, Kab Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, Indonesia. Kaloy bermayoritas penduduk masyarakat suku Gayo, suku Gayo adalah suku yang ada di dataran tinggi gayo di aceh bagian tengah. Desa kaloy di kelilingi oleh perbukitan, pegunungan dan sungai yang masih asri dan di jadikan objek wisata oleh para wisatawan dunia.

       Desa Kaloy suda ada sejak lama, desa kaloy memiliki luas kurang lebih 11000 hektar, dan  ada 4800 lebih jiwa yg tinggal di kampung kaloy, letak geografis kampung kaloy berada di 700 meter di atas permukaan air laut. Konon di desa kaloy ada sebuah keraajaan dengan di buktikannya terdapat kuburan kerajaan yang di sebut dengan muyang kaloy, muyang kaloy juga di sebut sebagai nenek moyang kaloy, yang banyak di datangi oleh masyarakat setempat atau masyarakat gayo yang berada di luar kampung, biasanya berziarah atau membayar nazar dan membuat kenduri muyang. Sebagian dari desa kaloy tercatat masuk kedalam hutan leuser karena terdapat  ekosistem sumatera yang dilindungi di sana..

         Desa kaloy memang terdengar seperti perkampungan yang kecil tetapi ternyata di dalam desa Kaloy terdapat banyak dusun, dusun yakni julukan untuk perkampungan kecil di dalam perkampung besar. Di antara lain nama dusun tersebut adalah Dusun Kaloy, Dusun Tanjung Mulia, Dusun Rantau Mayang, Kampung Pinggir atau sering di sebut dengan Kampung Perkebunan Afdling 6, Dusun Kulus, Dusun suka makmur, dan Dusun Simpang Tiga.

       Walaupun desa kaloy adalah kampung tetapi fasilitas pendidikannya sangatlah memadai, pendidikan Paud, Taman Kanak Kanak (Tk), SD, SMP, SMA, MA, dan ada pesantren yang baru baru ini di bangun, serta banyaknya TPA yang ada di desa kaloy, kampung kaloy jauh dari kata kurangnya pendidikan dikarenakan banyaknya fasilitas sekolah dan TPA yang memadai untuk anak anak setempat.

       Pada saat ini di sepanjang jalan kaloy di pinggir sungai banyak yang membuat warung makan untuk persinggahan wisatawan ataupun masyarakat setempat untuk menyantap makanan sambil melihat pemandangan sungai yang indah, bukan di satu tempat saja akan tetapi hampir di semua dusunnya terdapat warung yang dijadikan objek wisata makan di pinggir sungai sambil menikmati pemandangan sungai dan ada juga yang menikmatinya dengan berendam di sungai.

       Objek wisata yang ada di Desa Kaloy di antaranya adalah kuala paret, alur kering, batu kapur atau pemandian air panas, pantai pulau tiga, pantai arcad, pantai cilik, kuala belutan dan masih banyak wisata baru lainnya, memang objek wisatanya masih sama sama sungai tetapi di setiap sungai memiliki bentuk keindahan yang berbeda beda.

           Tetapi pada saat ini desa kaloy terancam karena adanya izin pabrik semen yaitu "Pabrik Semen Tripa" yang mengancam keasrian desa kaloy, yang memakai kurang lebih 2000 hektar tanah untuk pembuatan pabrik dan penggalian hasil semen yang akan merusak keasriaan hutan tersebut. Walau sudah ada brontakan dari pihak masyarakat setempat tetapi tidak di dengarkan karena surat izin tersebut melalui provinsi bukan melalui daerah katanya.

       Banyak masyarakat yang mengeluhkan tentang pabrik yang akan berdiri tersebut karena mengancam kerusakan ekosistem yang bisa mengakibatkan longsor karena proses penggalian, pencemaran air sungai dan kekeringan. Masyarakat setempat menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari hari seperti mandi, mencuci dan bahan pangan, sungai di gunakan sebagai alternatif warga setempat bila masa kemarau datang lantas jika keasriaan sungai tersebut hilang bagaimana keadaan kami warga setempat yang akan melangsungkan hidup kami. Sudah dua tahun belakangan ini tak terlihat proses pengerjaan pabrik tersebut sudah terhenti belum di ketahui apa penyebab pemberhentiaan tersebut.

        Sungai bukan hanya untuk wisata tetapi juga kebutuhan jika kemarau tiba dan kami di landa kekeringan oleh karena itu kami berharap lebih tidak ada pabrik ataupu hal hal negatif lainnya yang dapat mencemari keasriaan sungai kami, lantas jika bukan kami yang bersikeras untuk menjaga wilayah kami mau mengandalkan siapa, keasriaan lingkungan hidup kita mari kita jaga bersama untuk melindungi ekosistem yang ada di dalamnya, jangan sampai tuhan murka dengan kelalaian kita yang merusak lingkungan hidup.      

Penulis: Chofifah Fatwa Arigayo

(Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah , IAIN Langsa)   Kpm-ks 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun