Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa | Dewan Pengawas Sparko Indonesia

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dua Kali IB Menuju Tupdik

1 Desember 2024   08:05 Diperbarui: 1 Desember 2024   08:17 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Refleksi Perjalanan Dikpa Teknika

Hanya tersisa dua kali IB sebelum tupdik (tutup pendidikan) Dikpa Teknika, sebuah momentum yang menandai akhir perjalanan pendidikan perwira teknik elektronika. Bagi kami, momen ini bukan hanya penanda selesainya sebuah fase, tetapi juga simbol dari kerja keras, dedikasi, dan persahabatan yang terjalin selama masa pendidikan. Dalam salah satu kesempatan IB kali ini, saya memutuskan untuk berkunjung ke Jakarta dengan misi khusus yang mengisi waktu-waktu akhir perjalanan ini.

Dua sahabat saya di Dikpa Teknika, Mas Ben dan Mas No, turut serta dalam perjalanan ini. Kami memanfaatkan kesempatan untuk berkunjung ke beberapa tempat penting di Jakarta, termasuk kantor tempat saya berdinas, Mabesad (Markas Besar TNI Angkatan Darat), dan satuan saya di Disinfolahta TNI AD. Momen ini menjadi peluang bagi kami untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan bermakna, sembari mempererat ikatan persahabatan di antara kami.

Kediaman saya menjadi persinggahan pertama. Dalam suasana hangat dan penuh canda, kami berbagi cerita tentang pengalaman selama pendidikan. Mas Ben dan Mas No, dengan karakter mereka yang unik, membawa nuansa segar ke rumah saya. Kami berbicara tentang rencana masa depan pasca tupdik, tentang tantangan yang akan dihadapi sebagai perwira komlek, dan bagaimana kami akan menghadapi dunia nyata dengan bekal ilmu yang telah diperoleh.

Selanjutnya, kunjungan ke Mabesad membawa kami pada refleksi tentang institusi yang menjadi rumah besar kami sebagai prajurit TNI AD. Menginjakkan kaki di Mabesad bukan hanya soal fisik berada di lokasi, tetapi juga soal menumbuhkan rasa bangga dan tanggung jawab sebagai bagian dari organisasi ini. Kami berbicara tentang kontribusi apa yang bisa kami berikan untuk membawa perubahan positif dalam bidang teknik elektronika di lingkungan militer.

Perjalanan kemudian berlanjut ke kantor saya di Disinfolahta TNI AD, tempat saya mengemban tugas sebagai perwira programmer. Saya memperkenalkan Mas Ben dan Mas No pada kolega saya di sana. Diskusi hangat berlangsung, membahas bagaimana teknologi informasi dan elektronika bisa semakin bersinergi untuk mendukung tugas pokok TNI AD. Kunjungan ini sekaligus membuka wawasan baru bagi mereka tentang penerapan praktis ilmu yang telah kami pelajari selama pendidikan.

Momen-momen ini membawa refleksi tentang perjalanan kami di Dikpa Teknika. Pendidikan ini tidak hanya mengajarkan tentang teknik elektronika, tetapi juga membangun karakter, membentuk pola pikir strategis, dan menanamkan nilai-nilai kebersamaan. Mas Ben dan Mas No, dengan semangat dan dedikasi mereka, adalah representasi dari generasi perwira muda yang siap menghadapi tantangan masa depan.

Kedekatan yang terjalin selama pendidikan semakin memperkuat rasa solidaritas di antara kami. Akhir pekan ini menjadi pengingat bahwa persahabatan yang tulus adalah salah satu hadiah terbaik dari perjalanan pendidikan ini. Persahabatan yang saya yakin, akan terus terjaga meskipun nantinya kami menjalani penugasan di tempat yang berbeda.

Dengan tupdik yang semakin mendekat, ada perasaan campur aduk yang sulit diungkapkan. Ada kebanggaan karena telah melewati berbagai tantangan, namun juga ada sedikit kegelisahan menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian. Namun, dengan dukungan teman-teman seperti Mas Ben dan Mas No, saya merasa siap menghadapi babak baru dalam karier militer saya.

Perjalanan akhir pekan ini bukan hanya tentang kunjungan ke tempat-tempat tertentu, tetapi juga tentang mengisi sisa waktu pendidikan dengan makna. Ini adalah pengingat bahwa perjalanan ini lebih dari sekadar pendidikan formal; ini adalah pengalaman hidup yang membentuk siapa kami sebagai pribadi dan prajurit.

Dua kali IB menuju tupdik, kami terus melangkah dengan penuh semangat. Bagi saya, perjalanan ini adalah cerita tentang persahabatan, tanggung jawab, dan harapan. Cerita yang akan selalu saya kenang sebagai bagian dari perjalanan hidup saya sebagai seorang perwira komunikasi dan elektronika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun