Editor:Â Dwi Shinta Dharmopadni
Pada hari Kamis, 19 September 2024, saya berkesempatan untuk menjadi narasumber dalam Webinar Series #9 Kuliah Tamu yang diselenggarakan oleh Computer Society of Nahdlatul Ulama (CSNU). Kegiatan ini, yang dipimpin oleh Dr. Hozairi, S.ST., M.T., selaku Ketua CSNU, bertujuan untuk membahas peran anak IT dalam pertahanan negara. Dalam era digital saat ini, pemahaman akan kontribusi teknologi informasi dalam menjaga keamanan nasional menjadi semakin krusial.
Webinar ini juga dimoderatori oleh Ahmad Lutfi, M.Kom., dari Universitas Ibrahimy, yang dengan cerdas memandu jalannya diskusi. Sebagai pembicara, saya mengangkat tema "Peran Strategis Anak IT dalam Pertahanan Negara." Dalam presentasi saya, saya menjelaskan bahwa anak IT bukan hanya sebagai pengembang perangkat lunak atau pengguna teknologi, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan dan stabilitas negara melalui inovasi dan kecakapan mereka.
Salah satu poin penting yang saya sampaikan adalah pentingnya kolaborasi antara sektor teknologi informasi dan dunia militer. Dalam konteks globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, ancaman keamanan tidak lagi bersifat konvensional. Cybersecurity menjadi aspek yang sangat vital, di mana serangan siber dapat merusak infrastruktur kritis dan mengganggu stabilitas nasional. Oleh karena itu, para anak IT perlu dilibatkan secara aktif dalam strategi pertahanan.
Saya juga menekankan bahwa pendidikan teknologi informasi di kalangan generasi muda harus diperkuat. Keterampilan digital yang baik tidak hanya akan membantu mereka dalam karier di bidang IT, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk mengambil peran lebih besar dalam pertahanan negara. Dengan kurikulum yang tepat dan pelatihan yang intensif, generasi muda dapat menjadi inovator dan pemimpin dalam mengembangkan solusi teknologi yang mendukung keamanan nasional.
Dalam diskusi tersebut, beberapa peserta menyampaikan pandangan mengenai tantangan yang dihadapi para anak IT di Indonesia. Meskipun potensi besar ada, infrastruktur teknologi dan akses pendidikan yang tidak merata menjadi penghalang bagi banyak talenta muda. Ini adalah masalah yang perlu diselesaikan secara sistematis oleh pemerintah dan lembaga pendidikan untuk memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
Saya juga membahas tentang pentingnya kesadaran sosial di kalangan para anak IT. Mereka perlu memahami bahwa teknologi bukan hanya alat, tetapi juga senjata yang bisa digunakan untuk kebaikan atau keburukan. Mengedukasi mereka tentang etika penggunaan teknologi menjadi hal yang tak kalah pentingnya, sehingga mereka dapat berkontribusi pada pertahanan negara dengan cara yang positif.
Partisipasi aktif dalam forum-forum seperti Webinar CSNU ini juga merupakan langkah strategis untuk membangun jaringan antara para profesional IT dan militer. Melalui dialog dan kolaborasi, kedua pihak dapat saling belajar dan memahami kebutuhan masing-masing, yang pada akhirnya akan memperkuat pertahanan negara secara keseluruhan.
Kegiatan ini bukan hanya sekedar diskusi, tetapi merupakan cerminan dari upaya kita untuk membangun kesadaran akan pentingnya sinergi antara dunia teknologi dan pertahanan. Dengan melibatkan para anak IT dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi pertahanan, kita tidak hanya menciptakan solusi yang lebih inovatif, tetapi juga mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Saya berharap bahwa peran anak IT dalam pertahanan negara akan semakin diakui dan dihargai. Kita harus terus mendorong inovasi dan pendidikan di bidang teknologi agar mereka dapat memberikan kontribusi maksimal bagi keamanan nasional. Hanya dengan kolaborasi yang kuat antara semua pihak, kita dapat memastikan masa depan yang lebih aman dan sejahtera bagi bangsa.
