Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dialog Imajiner dengan Bung Karno tentang HUT ke-79 TNI

4 Oktober 2024   16:34 Diperbarui: 4 Oktober 2024   16:35 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Perpustakaan Bung Karno

Hari itu, menjelang peringatan HUT ke-79 Tentara Nasional Indonesia (TNI), aku merasa gelisah. Pikiranku dipenuhi dengan pertanyaan tentang arah dan masa depan bangsa ini. Di tengah keheningan malam, tiba-tiba suara berat nan penuh wibawa terdengar dari arah belakang. "Anak muda, kenapa kau gelisah begitu?" Aku menoleh, dan sosok itu, tak asing bagiku—Bung Karno, Sang Proklamator, hadir di hadapanku.

Bung Karno!” teriakku spontan, masih tak percaya dengan apa yang kulihat. "Apa benar ini engkau?" tanyaku terbata-bata. Sosoknya tersenyum, menatapku dengan pandangan teduh, namun penuh kekuatan. "Aku selalu hadir, Nak, dalam setiap perjuangan bangsa ini. Katakan, apa yang ada di benakmu?"

Aku duduk di sampingnya. “Bung, sebentar lagi TNI kita merayakan ulang tahun yang ke-79. Aku bangga, tapi juga bertanya-tanya, apakah TNI kita masih setia pada amanat yang Bung berikan dulu?” Bung Karno menarik napas panjang, lalu berbicara dengan penuh semangat. “TNI adalah Tentara Rakyat, Tentara Nasional, dan Tentara Revolusi. Mereka lahir dari rahim perjuangan kemerdekaan, dan semangat itu tak boleh luntur.

Tapi Bung,” potongku pelan, “Tantangan zaman sekarang berbeda. Perang bukan lagi di medan tempur fisik, tapi juga di dunia digital. Ancaman bukan hanya datang dari luar, tapi juga dari dalam negeri sendiri, dari disinformasi dan konflik ideologi.” Bung Karno mengangguk. “Benar, Nak. Zaman berubah, tetapi semangat untuk menjaga kedaulatan bangsa ini harus tetap menyala. TNI harus bisa beradaptasi tanpa melupakan akar perjuangannya.

Aku teringat tentang digitalisasi dan teknologi militer yang kini menjadi fokus. “Bung, bagaimana TNI bisa tetap kuat di era milenial ini?” Bung Karno menatap tajam. "Ingatlah, anak muda, teknologi adalah alat, tapi jiwa prajurit adalah inti kekuatan. Seperti apa pun teknologinya, jika prajuritnya memiliki jiwa yang teguh, tidak ada yang bisa meruntuhkan bangsa ini.

Kata-kata Bung Karno membuat hatiku bergetar. "Jadi, Bung percaya TNI masih bisa menjaga amanat yang Bung wariskan?" tanyaku. "Tentu," jawabnya tegas. "Tapi ingat, TNI bukan hanya tanggung jawab para prajurit, tapi juga seluruh rakyat. Rakyat yang kuat adalah benteng terkuat bagi TNI."

Aku diam, merenungi kata-katanya. Lalu kutanyakan hal yang paling mengusikku, "Bung, apakah kita masih di jalur yang benar?" Bung Karno tersenyum lembut, lalu menepuk pundakku. “Setiap zaman punya jalannya sendiri. Yang penting adalah menjaga semangat gotong royong dan persatuan. Tanpa itu, TNI dan bangsa ini akan kehilangan jiwanya.

Dalam keheningan malam itu, percakapan kami berakhir. Bung Karno perlahan menghilang dalam kegelapan, meninggalkan aku dengan semangat baru. Di peringatan HUT ke-79 TNI, aku tahu, bahwa amanat besar bangsa ini masih terjaga di tangan prajurit yang berdiri teguh, dan juga di hati setiap rakyat yang mencintai negeri ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun