Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa | Dewan Pengawas Sparko Indonesia

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melodi di Monas

3 Oktober 2024   18:42 Diperbarui: 3 Oktober 2024   18:56 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam keramaian yang menyelimuti Monas, semangat patriotisme membara. Suasana malam itu meriah, seolah seluruh Jakarta bersatu dalam merayakan Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-79. Ribuan orang berkumpul, membawa bendera merah putih, menyemarakkan momen bersejarah ini. Di tengah kerumunan, Haris dan sahabatnya, Andi, tidak sabar menunggu penampilan band legendaris, Dewa 19.

Setelah beberapa saat menunggu, sorak-sorai penonton pecah ketika Dewa 19 melangkah ke atas panggung. Dimas, sang vokalis, mengenakan kaus hitam yang kontras dengan cahaya lampu panggung. Musik mulai menggema, mengundang penonton untuk bernyanyi bersama. Seperti suara merdu yang mengalun, lagu-lagu mereka seolah mampu menyentuh setiap hati yang hadir di sana.

Haris teringat akan kenangan masa kecilnya saat mendengarkan lagu-lagu Dewa 19 bersama ayahnya. Lagu-lagu seperti "Separuh Nafas" dan "Cinta Kan Membawaku Kembali" menjadi soundtrack penting dalam hidupnya. Malam itu, di Monas, ia merasa seolah ayahnya hadir di sampingnya, menyanyikan lagu-lagu itu bersamanya. Emosi mengalir, dan air mata tak tertahan saat lirik-lirik itu mengalun.

Andi, yang berdiri di samping Haris, merasakan hal yang sama. Dia tidak hanya datang untuk menikmati musik, tetapi juga untuk merayakan cinta dan rasa syukur kepada TNI. Sebagai anak tentara, Andi sangat menghargai perjuangan dan pengorbanan para prajurit. Dia merasa bangga dapat menyaksikan pertunjukan ini, yang menghormati mereka yang telah berjuang untuk bangsa.

Pertunjukan berlanjut, dan Dewa 19 membawakan lagu-lagu yang penuh makna. Setiap notasi membawa pesan tentang cinta, persatuan, dan harapan untuk Indonesia yang lebih baik. Penonton bersorak, bergoyang mengikuti irama, dan tak jarang melambaikan tangan, seakan mengucapkan terima kasih kepada para pahlawan yang telah berjuang.

Di tengah penampilan, Dimas menghentikan lagu sejenak. Dia mengucapkan terima kasih kepada TNI, yang telah menjaga keamanan dan kedaulatan bangsa. "Malam ini, kita semua bersatu! Kita adalah satu bangsa, satu hati!" teriaknya, disambut dengan sorak sorai penonton. Pesan itu menggema di Monas, menciptakan suasana haru yang mengikat semua orang dalam satu tujuan.

Lagu penutup yang dipilih adalah "Kangen," dan suasana menjadi semakin emosional. Haris merasakan getaran di dalam dadanya saat melodi lembut mengalun. Dia tahu, malam itu bukan hanya tentang musik, tetapi juga tentang menghargai pengorbanan. Suara Dimas dan harmonisasi dari para anggota band membuatnya terhanyut dalam kenangan dan rasa syukur.

Ketika konser berakhir, Haris dan Andi saling menatap, mata mereka bersinar penuh semangat. Mereka tahu, malam itu akan menjadi kenangan yang tak terlupakan. Semua orang di sekitar mereka masih bersorak, menciptakan momen keindahan yang terukir dalam hati. Di Monas, dalam rangka HUT TNI ke-79, mereka tidak hanya merayakan keberanian para prajurit, tetapi juga cinta untuk tanah air.

Dalam perjalanan pulang, Haris merenungkan betapa pentingnya bersyukur atas segala yang dimiliki. Dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk selalu mengenang pengorbanan para pahlawan dan terus mencintai bangsa ini. Saat melangkah pergi dari Monas, lagu-lagu Dewa 19 masih terngiang di telinganya, menjadi pengingat bahwa musik mampu menyatukan hati dan menciptakan harapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun