Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa | Dewan Pengawas Sparko Indonesia

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kepemimpinan Militer di Era Milenial Menurut Hadrianus Yossy

3 Oktober 2024   09:43 Diperbarui: 3 Oktober 2024   09:46 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: arsip penulis
sumber: arsip penulis

Di era milenial, kepemimpinan militer mengalami perubahan signifikan seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan perubahan sosial. Hadrianus Yossy, M.Han., M.Sc., seorang perwira lulusan Akademi Militer 2003, Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), dan Universitas Gadjah Mada (UGM), memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana kepemimpinan militer harus beradaptasi dengan tantangan era ini. Melalui latar belakang akademis dan militer yang kuat, Yossy mampu mengintegrasikan pendekatan tradisional militer dengan inovasi kebijakan yang relevan untuk menghadapi dunia yang semakin kompleks.

Dalam pandangan Yossy, kepemimpinan militer di era milenial memerlukan keseimbangan antara disiplin yang ketat, loyalitas, dan dedikasi yang diwariskan oleh generasi sebelumnya, serta fleksibilitas untuk menerima perubahan yang datang dari teknologi dan inovasi. Pendidikan di Unhan RI memperkuat kemampuan Yossy untuk memahami dinamika geopolitik modern, sementara latar belakangnya di UGM menambahkan perspektif tentang pentingnya inovasi kebijakan dalam mendukung strategi pertahanan nasional.

Tantangan utama kepemimpinan militer saat ini, menurut Yossy, adalah mengelola generasi muda yang melek teknologi, kreatif, dan sering kali memiliki pandangan yang lebih terbuka. Yossy menekankan pentingnya pendekatan yang lebih kolaboratif dan komunikatif, tanpa meninggalkan ketegasan dalam menjaga disiplin dan nilai-nilai militer yang menjadi fondasi. Di sinilah peran penting dari inovasi kebijakan dan pengembangan sumber daya manusia yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.

sumber: MKIK UGM
sumber: MKIK UGM

Salah satu fokus utama Yossy adalah bagaimana militer dapat memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional. Menurutnya, teknologi seperti big data, kecerdasan buatan, dan perangkat komunikasi modern dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat di lapangan. Namun, teknologi ini juga harus didukung dengan kebijakan dan regulasi yang jelas agar tidak disalahgunakan dan tetap berada dalam koridor etika militer.

Yossy juga menyoroti pentingnya peningkatan kemampuan sumber daya manusia di tubuh militer. Baginya, seorang pemimpin militer di era milenial harus mampu menjadi mentor dan pembimbing yang tidak hanya mengajarkan teknik perang, tetapi juga membentuk karakter prajurit agar siap menghadapi tantangan global. Pendidikan karakter, kepemimpinan, dan inovasi kebijakan menjadi tiga pilar utama dalam visi Yossy tentang kepemimpinan militer masa depan.

Pendidikan di UGM dengan fokus pada kepemimpinan dan inovasi kebijakan telah memberikan Yossy kerangka berpikir yang lebih luas tentang bagaimana militer dapat bekerja sama dengan instansi lain, baik pemerintah maupun swasta, dalam menciptakan kebijakan yang mendukung pertahanan negara. Baginya, pertahanan bukan hanya tanggung jawab militer, tetapi juga melibatkan seluruh komponen bangsa. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci sukses dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara.

Yossy menegaskan bahwa pemimpin militer di era milenial harus berani mengambil keputusan yang sulit dalam situasi yang tidak menentu, namun tetap mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap kebijakan yang dibuat. Oleh karena itu, ia percaya bahwa kepemimpinan militer harus terus belajar dan berinovasi, baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman langsung di lapangan.

Selain itu, Yossy juga mendorong pentingnya kemampuan berpikir strategis di kalangan pemimpin militer. Kemampuan ini tidak hanya terkait dengan strategi pertempuran, tetapi juga bagaimana militer dapat memanfaatkan perkembangan global dalam konteks pertahanan negara. Militer harus dapat beradaptasi dengan perubahan cepat di dunia, termasuk ancaman non-konvensional seperti cyberwarfare dan terorisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun