Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa | Dewan Pengawas Sparko Indonesia

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bang Gacor, Penjaga Parkir Tanjung Barat

21 September 2024   18:15 Diperbarui: 21 September 2024   18:15 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sudut sibuk Tanjung Barat, ada sosok yang selalu setia menjaga parkiran. Namanya Bang Gacor, seorang penjaga parkir yang dikenal oleh hampir semua penduduk setempat. Sore itu, seperti biasa, Bang Gacor menikmati waktu istirahatnya dengan menghisap rokok cerutu, sembari memandang lalu lalang kendaraan yang tak pernah sepi.

Bang Gacor, dengan postur tubuh yang besar dan senyuman khas, telah menjaga parkiran di sana selama bertahun-tahun. Tidak ada yang lebih mengenal seluk-beluk tempat itu selain dirinya. Banyak yang datang dan pergi, namun Bang Gacor tetap berdiri di tempatnya, setia menjaga ketertiban dan keamanan area parkir yang menjadi tanggung jawabnya.

Bagi sebagian orang, pekerjaannya mungkin terlihat sepele. Namun, bagi Bang Gacor, ini adalah panggilan hidup. "Nggak semua orang bisa jaga parkiran kayak gini. Ini bukan cuma soal narik karcis, tapi soal menjaga kepercayaan orang-orang yang parkir di sini," ujarnya suatu kali sambil menghembuskan asap cerutunya.

Cerutu yang ia hisap setiap sore bukan sekadar kebiasaan, melainkan bagian dari ritualnya. Setelah seharian berdiri dan mengatur kendaraan, momen ini menjadi saat yang dinantikan. Asap tebal dari cerutu yang membumbung ke udara seolah menjadi lambang ketenangannya di tengah hiruk pikuk kota.

Bang Gacor tidak hanya dikenal sebagai penjaga parkir yang tangguh, tetapi juga sebagai teman bagi banyak orang. Para pedagang kaki lima, pengemudi ojek online, hingga warga sekitar kerap berbincang dengannya saat senggang. Mereka tahu, Bang Gacor selalu punya cerita menarik dan nasihat sederhana yang bermakna.

Dalam rutinitasnya yang terlihat monoton, Bang Gacor menemukan makna kehidupan. Dia selalu memandang pekerjaannya sebagai bagian dari kontribusi kecil untuk kota ini. "Di sini, saya jaga biar nggak ada yang macem-macem. Biar orang bisa parkir aman, pulang tenang," kata Bang Gacor dengan nada bangga.

Meski begitu, pekerjaan ini bukan tanpa tantangan. Tanjung Barat yang padat sering kali menghadirkan situasi sulit. Mulai dari kendaraan yang parkir sembarangan hingga pengendara yang tidak sabar. Namun, dengan sabar dan tegas, Bang Gacor selalu bisa menenangkan situasi.

Setiap sore, ketika matahari mulai tenggelam, Tanjung Barat menjadi sedikit lebih tenang. Bang Gacor, dengan cerutu di tangan, akan mengakhiri harinya dengan perasaan puas. Dia tahu bahwa di hari itu, dia telah menjalankan tugasnya dengan baik—menjaga parkiran, menjaga ketertiban, dan menjaga kepercayaan.

Bagi Bang Gacor, setiap sore adalah momen refleksi. Di tengah kesederhanaannya, dia tetap teguh pada prinsipnya: bekerja dengan hati, menjaga dengan rasa tanggung jawab, dan tetap setia pada tempat yang sudah menjadi bagian dari hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun