Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Bhumi Literasi Anak Bangsa

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jeritan Hari yang Didengar Tuhan

28 Agustus 2024   07:51 Diperbarui: 28 Agustus 2024   08:03 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Bhumi Literasi

Dalam setiap hidup manusia, kehilangan adalah bagian yang tak terelakkan. Rasa sakit dan kesedihan yang mendalam seringkali dirasakan oleh mereka yang harus menghadapi kenyataan pahit ini. Namun, di tengah kesunyian dan kesedihan yang dirasakan, ada satu hal yang pasti: Tuhan mendengar jeritan hati mereka, meskipun hanya diucapkan dalam bisikan paling lirih. Kutipan ini, diambil dari buku "Anak Yatim Jadi Jenderal" yang menceritakan kisah hidup Mayjen TNI Dr. Nugraha Gumilar, M.Sc., memberikan penghiburan bagi mereka yang merindukan kehadiran orang tercinta yang telah tiada.

Kutipan penuh makna ini tidak hanya berbicara tentang kehilangan, tetapi juga tentang keyakinan bahwa Tuhan selalu ada, mendengarkan, dan merespons setiap jeritan hati yang terluka. Pesan ini mengingatkan kita bahwa dalam duka dan kesendirian, kita tidak pernah benar-benar sendirian. Tuhan senantiasa hadir, memberikan kekuatan dan penghiburan yang tak terlihat namun sangat nyata bagi mereka yang percaya.

Buku "Anak Yatim Jadi Jenderal" merupakan salah satu karya penting yang dipublikasikan untuk mengabadikan kisah hidup Mayjen Gumilar. Buku ini menceritakan perjalanan hidup seorang anak yatim yang dengan tekad kuat dan iman yang kokoh berhasil menggapai impian menjadi seorang jenderal. Perjalanan ini bukanlah perjalanan yang mudah. Setiap langkah penuh dengan tantangan, rintangan, dan ujian, namun dengan keyakinan pada Tuhan, semua itu dapat dilalui.

Dalam buku ini, Mayjen TNI Dr. Nugraha Gumilar, M.Sc. menggambarkan bahwa kehilangan seseorang yang dicintai bisa menjadi titik balik dalam hidup seseorang. Kepergian orang tercinta bisa menimbulkan rasa hampa, tetapi juga bisa menjadi sumber kekuatan untuk terus melangkah maju. Buku ini memberikan pesan bahwa dalam setiap cobaan, selalu ada hikmah yang dapat diambil.

Tidak sedikit dari kita yang merasa putus asa ketika kehilangan. Dunia seolah menjadi gelap, dan harapan seakan sirna. Namun, melalui bukunya, Mayjen TNI Dr. Nugraha Gumilar, M.Sc. mengajak kita untuk melihat ke arah yang lebih cerah. Bahwa ada cahaya yang selalu menyertai kita, meskipun kita mungkin tidak bisa langsung melihatnya. Cahaya tersebut adalah keyakinan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan hamba-Nya.

Sebagai seorang yang pernah merasakan pahitnya kehilangan, Mayjen TNI Dr. Nugraha Gumilar, M.Sc. mempublikasikan buku ini dengan penuh kejujuran dan ketulusan. Ia tidak hanya menceritakan pengalamannya, tetapi juga memberikan motivasi bagi mereka yang sedang berada dalam kegelapan. Buku ini menjadi saksi bahwa dari setiap kesedihan, kita dapat bangkit dan menjadi lebih kuat.

Kutipan yang diambil dari buku ini menjadi pengingat bahwa doa-doa yang dipanjatkan, meskipun dalam hati, tidak akan pernah sia-sia. Tuhan mendengar setiap jeritan hati, meskipun tidak diucapkan dengan suara. Dalam setiap kesulitan, selalu ada jalan keluar, dan dalam setiap kesedihan, selalu ada penghiburan dari Tuhan.

Mayjen Gumilar, sebagai inspirator buku ini, aktif dalam menyebarkan pesan inspiratif ini kepada masyarakat luas. Dengan mempublikasikan karya seperti "Anak Yatim Jadi Jenderal", Mayjen Gumilar berkontribusi dalam membangun generasi yang kuat, tangguh, dan penuh iman, meskipun harus menghadapi cobaan hidup yang berat.

Buku ini tidak hanya sekadar bacaan, tetapi juga sebuah panduan hidup bagi mereka yang sedang berada di titik terendah dalam hidupnya. Dengan membaca dan memahami pesan dalam buku ini, diharapkan kita semua dapat menemukan kekuatan baru untuk melanjutkan perjalanan hidup, meskipun harus melewati jalan yang penuh dengan air mata. Tuhan selalu mendengar, dan Dia selalu ada untuk kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun