Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa | Dewan Pengawas Sparko Indonesia

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keserakahan Pak Sarno

25 April 2024   12:08 Diperbarui: 25 April 2024   12:09 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Sarno adalah seorang petani kecil yang tinggal di desa kecil di pinggiran kota. Meski hidupnya sederhana, ia selalu bermimpi untuk memiliki kekayaan yang melimpah. Tiap pagi, ia bekerja keras di ladangnya, bercita-cita untuk meraih kemakmuran.

Namun, keserakahan mulai menguasai pikiran Pak Sarno. Ia mulai merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya dan selalu iri dengan tetangganya yang memiliki lebih banyak harta. Tanpa disadarinya, keinginan untuk kaya menjadi obsesi yang membutakan matanya terhadap kebahagiaan yang sebenarnya.

Suatu hari, Pak Sarno mendengar kabar tentang sebuah harta karun yang konon tersembunyi di hutan belantara di luar desanya. Tanpa berpikir panjang, ia segera memutuskan untuk mencarinya, tanpa memikirkan risiko atau konsekuensi apa pun.

Dengan penuh semangat, Pak Sarno memasuki hutan belantara. Namun, perjalanan itu tidaklah mudah. Ia harus melewati berbagai rintangan dan bahaya yang mengintainya di setiap tikungan. Namun, keserakahan membuatnya tidak peduli akan hal itu.

Akhirnya, setelah berhari-hari mencari, Pak Sarno menemukan harta karun tersebut. Namun, apa yang ia temukan bukanlah kekayaan materi, melainkan sebuah pelajaran berharga. Harta karun sejati bukanlah emas atau permata, melainkan kebahagiaan dan kedamaian dalam hati.

Dengan hati yang penuh penyesalan, Pak Sarno menyadari betapa bodohnya ia telah bersikap. Ia menyadari bahwa kekayaan sesungguhnya bukanlah tentang memiliki banyak harta, melainkan tentang mensyukuri apa yang telah dimilikinya dan menikmati kehidupan dengan penuh kebahagiaan.

Dari situlah, Pak Sarno berubah menjadi sosok yang lebih bijaksana. Ia belajar untuk mengendalikan keserakahan dalam dirinya dan menemukan kekayaan sejati dalam hal-hal sederhana yang selama ini telah ada di sekitarnya: keluarga, persahabatan, dan cinta. Dan dari cerita Pak Sarno, orang-orang di desa kecil itu pun belajar bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat dibeli dengan harta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun