Pak Sarno adalah seorang petani kecil yang tinggal di desa terpencil. Meskipun hidupnya sederhana, ia selalu bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Namun, suatu hari nasib buruk menimpanya ketika panen padi tahunan gagal total karena musim kemarau yang panjang. Pak Sarno terpaksa mengambil pinjaman dari rentenir setempat untuk membeli makanan dan menyambung hidup.
Kesulitan pun datang bertubi-tubi bagi Pak Sarno. Hutang yang semakin menumpuk membuatnya terjebak dalam lingkaran setan ekonomi. Setiap bulan, ia harus membayar bunga yang tinggi kepada rentenir, sementara pendapatan dari lahan pertaniannya hampir tidak cukup untuk menyambung hidup sehari-hari. Ia merasa semakin terjepit dan bingung mencari jalan keluar.
Ketika semakin terdesak oleh hutang, Pak Sarno mulai mencari peluang untuk mengatasi masalah keuangannya. Ia mencoba berbagai pekerjaan sampingan seperti menjadi buruh tani di ladang tetangga atau mencari kerja serabutan di pasar desa. Namun, pendapatan tambahan yang ia peroleh masih belum cukup untuk melunasi hutangnya.
Dalam keputusasaan, Pak Sarno mencoba peruntungan dengan memasuki sebuah kontes petani yang diadakan oleh pemerintah setempat. Ia berharap bisa memenangkan hadiah utama yang cukup besar untuk membayar sebagian besar hutangnya. Dengan tekad yang kuat, ia bekerja keras dan mengorbankan waktu beristirahatnya untuk merawat tanaman dengan sebaik mungkin.
Hasilnya, usaha keras Pak Sarno membuahkan hasil. Tanaman yang ia tanam tumbuh subur dan berkembang dengan baik. Saat hari pemenang kontes tiba, semua petani berkumpul untuk melihat hasil seleksi. Dan dengan keajaiban, Pak Sarno mendapatkan juara pertama. Hadiah yang ia terima cukup untuk melunasi hutangnya dan menyisakan sedikit untuk menabung.
Dengan beban hutang yang terangkat dari pundaknya, Pak Sarno kembali hidup dengan tenang dan bahagia bersama keluarganya. Ia belajar dari pengalaman pahitnya bahwa kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi masalah adalah kunci untuk mengatasi segala rintangan dalam hidup. Dan dari saat itu, Pak Sarno bersumpah untuk tidak pernah lagi terjebak dalam jerat hutang yang merugikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H