Di hati, kepercayaan terukir,
Dalam keceriaan dan senyum yang syahdu.
Namun bayangan menghampiri, mengintai,
Membawa kabar khianat yang terkutuk.
Sahabat terdekat, begitu kuat ikatan kita,
Namun cinta palsu merayap diam-diam.
Pengkhianat menggoda, menyamar,
Mengaburkan tulus dalam keruhnya penipuan.
Duka menyelinap di dalam relung hati,
Air mata setia yang terpendam dalam senyap.
Luka menganga, meronta dalam kehampaan,
Saat orang-orang terdekat terperdaya.
Kehilangan kepercayaan, itu pedihnya,
Seperti bunga layu di musim kemarau.
Tak pernah terbayangkan, tak pernah diharapkan,
Saudara semu di balik wajah yang dikenal.
Menghadapi kenyataan, bagai badai tak berujung,
Percaya pada pengkhianat, seakan mimpi buruk.
Tapi kekuatan datang dari kejujuran,
Percaya pada cahaya, bukan bayangan gelap.
Meski pedih dan pilu, harapan tetap menyala,
Karena kebenaran takkan pernah redup.
Di dalam bayangan setia, terbentang kejujuran,
Mengukir kesetiaan, tiada tandingnya.
Dalam setiap detik, dalam tiap hela nafas,
Kepercayaan pada yang benar mengemuka.
Saat orang terdekat mengecewakan,
Kesetiaan tak henti bercahaya di jiwa.
Takdir membawa cobaan, namun kekuatan ada,
Dalam percaya pada yang sejati, pada yang tulus.
Maka hadapilah, wahai jiwa yang terluka,
Karena di dalam bayangan setia, cahaya akan terus bersinar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI