Di taman kehidupan yang sama kita jalin,
Saudara sejati dalam ikatan cinta yang tulus,
Namun bayang pengkhianat mengintai, menjelma,
Mengancam rona keharmonisan yang hadir.
Senyummu bagai embun pagi, suci menyapa,
Dalam hatimu terukir kejujuran dan setia,
Namun bayang-bayang pengkhianat berkeliaran,
Mengintai, merayap, menusuk tulusnya hati.
Kita bersaudara, bersama membangun mimpi,
Tapi pengkhianat menjajaki celah tersembunyi,
Membisikkan dusta, memutar balik tali persaudaraan,
Meracuni benih kepercayaan yang kita tabur.
Dalam detik gemilang dan pelukan penuh harap,
Kita bersama melangkah, membangun kebahagiaan,
Namun bayang pengkhianat, seperti badai datang,
Merobek harmoni, mengoyak persaudaraan.
Di balik senyum yang tulus dan mata yang bersinar,
Ada kepedihan, terluka oleh pengkhianatan,
Namun di sini kita, bersama menguatkan hati,
Mengukir arti sejati dari kebersamaan yang abadi.
Saudaraku, dalam lembaran hidup yang terpahat,
Kita belajar tentang cinta dan pengkhianatan,
Menguatkan ikatan, membangun kepercayaan kembali,
Bersama, menjaga cahaya persaudaraan yang suci.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI