Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Bhumi Literasi Anak Bangsa

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Derita Ibu Kota

22 Desember 2023   21:11 Diperbarui: 22 Desember 2023   21:20 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di jalan raya gemerlap mentari redup,
Ibukota memerah dalam bisu terdengar,
Gelombang manusia, laju tak terbendung,
Berlomba dalam hiruk pikuk yang berlarut.

Dermaga kehidupan, rindang namun penuh duka,
Dipinggir jalan, manusia tersesat dalam arah,
Meniti asa, di bawah kilauan gedung tinggi,
Namun tak selalu bahagia yang terpancar di sana.

Kilatan cahaya menyembunyikan duka,
Sedalam reruntuhan jiwa yang terpencil,
Hidup berlalu di antara kemewahan palsu,
Mengukir luka dalam tawa yang terhambur.

Ibukota, kau tempat mimpi terkubur,
Di antara gedung-gedung yang tinggi menggunung,
Hidup tak lagi bernyawa di pangkuanmu,
Di balik gemerlapmu, kejamnya nyata terasa.

Namun di sudut, ada kisah yang terlupa,
Kehangatan kebersamaan meski terpinggirkan,
Ibukota, meski kejam, engkau tetap milik kita,
Di sela kehidupan, cinta tetap menyala.

"Derita Ibukota" menjadi pelipur lara,
Menyuarakan luka, merangkul kepedihan,
Ibukota, dalammu ada kisah haru dan tawa,
Tetaplah bersinar meski kejam merajalela.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun